Pengajian Shubuh di Masjid Al-Hakim BSD Serpong
Written By Unknown on Sabtu, 27 November 2010 | 10.56.00
Hari Ahad, 28 November 2010 Syekh M. Fathurahman mengisi pengajian Shubuh di Masjid Al-Hakim, BSD Serpong. Berangkat dari Batu Tulis jam 2.30 pagi sebelum jama’ah melaksanakan sholat tahajjud di masjid Al-Fattah. Dengan ditemani beberapa orang saja Beliau menuju sebuah masjid yang berada di di Jalan Buana Kencana Blok D Kencana Loka Sektor XII BSD ini, setiap Sabtu dan Ahad pengurus masjid ini mengundang penceramah lokal dan luar lingkungan Masjid, dari berbagai faham (aliran), baik lulusan dalam maupun luar negeri.
Ibadah sholat lima waktu di masjid ini biasanya diisi oleh jama’ah yang berada di sekitar masjid. Dan khusus pengajian Ahad dan Sabtu Shubuh jumlah jama'ah yang hadir melebihi dari biasanya. Hal ini menunjukkan antusias masyarakat sekitar masjid ini terhadap kajian keagamaan, khususnya Dinul Islam. Salah satu pendukung wawasan keislaman bagi jama'ah selain majelis pengajian adalah adanya perpustakaan berlantai di samping masjid, lokasinya dikelilingi oleh beberapa lembaga pendidikan sekolah umum. Anda bisa melihat selengkapnnya di situs resmi masjid ini di alhakim-bsd.com.
Saat kami tiba masjid ini masih sepi. Masjid yang tak memiliki jendela ini dalamnya terlihat jelas dari pinggir jalan. Terlihat satu orang sedang melakukan sholat tahajjud di sana dari kejauhan. Saat duduk di masjid sempat merasa bahwa masjid ini sedikit orang yang berjama’ah di dalamnya, apalagi subuh. Namun dugaan itu ternyata keliru. Ketika azan dikumandangkan, jama’ah satu persatu berdatangan memenuhi ruangan masjid. Sebagian besar menggunakan kendaraan dari rumahnya. Suasananya seperti sewaktu kami mengunjungi Malaysia beberapa bulan yang lalu.
Asal mula adanya agenda pengajian di masjid Al-Hakim adalah keberadaan seorang murid yang senantiasa menghadiri shalat berjama’ah di masjid ini, termasuk aktivitas pengajian rutinnya. Akhirnya terjalinlah komunikasi yang melahirkan permintaan seorang pengurus masjid agar mendatangkan Syekh untuk berceramah di masjid tersebut.
Baru beberapa bulan saja ia bekerja di sekitar wilayah tersebut. Memang tidak semua orang bisa beradaptasi dengan lingkungan dan tradisi komunitas yang baru. Tapi, jika seseorang melatih diri untuk berbaur di lingkungan kehidupannya dengan memahami apa yang biasa dilakukan oleh masyarakat sekitar maka akan terjalinlah hubungan yang harmonis tanpa gesekan negatif.
Inilah yang diajarkan oleh Mursyid Al-Idrisiyyah, Syekh M. Fathurahman kepada murid-muridnya agar belajar memahami keberadaan orang lain, bahkan terhadap kondisi ketidaktahuannya. Dengan demikian rasa ego merasa paling benar, paling suci, paling tinggi, akan terkikis dengan sendirinya saat berhadapan dengan orang yang berlainan keadaan ilmu serta amalnya dengan dirinya.
Konsisten berbaur di tengah masyarakat inilah yang melahirkan kepercayaan, dan menghilangkan sekat perasaan 'berbeda' satu dengan lainnya. Sehingga masyarakat di sana sudah mempercayai Gurunya untuk berceramah di Masjid Al-Hakim sebelum mereka melihat sosoknya.
Dalam ceramahnya, Syekh M. Fathurahman menguraikan awal terbentuk 3 pola dasar keilmuan dalam Islam, yakni Tauhid, Fiqih dan Tasawuf yang bersumber dari Iman, Islam dan Ihsan. Islam yang semula dibentuk dari tradisi praktis yang dicontohkan langsung dari pribadi Rasulullah Muhammad Saw kemudian berkembang menjadi suatu modul / konsep yang bersifat teoritis yang melahirkan disiplin ilmu-ilmu lainnya. Islam tidak bersifat revolusi yang menuntut penegakkan Negara berdasarkan syari’at Islam, tapi bersfiat evolusi yang dimulai dari penegakkan nilai-nilai keimanan dan keislaman dari pribadi-pribadi muslim.
Umat Islam memang banyak jumlahnya dan terlihat potensial, tapi dari sekian banyak jumlah muslim sudah berapa banyak yang sudah mampu menegakkan syari’at Islam pada dirinya? Oleh karenanya potensi besar umat Islam harus digerakkan melalui pribadi dan kelompoknya masing-masing. Dan setiap individu dan kelompok muslim pasti ada kelebihan dan kekurangannya. Apabila terdapat suatu kekurangan marilah saling nasehat menasehati dalam kebenaran, bukan mengkritisi untuk saling menjatuhkannya. Bagaimana potensi umat Islam yang begitu besar bisa bermanfaat apabila kita berdiri pada posisi yang saling berseberangan dan tidak bergandeng tangan.
Seusai ceramah pengajian ini dilengkapi dengan dialog interaktif yang menyegarkan suasana. Satu jam berlalu, kami semua berkeliling saling bersalaman. Hidangan sarapan berjajar rapi menunggu kami di usai acara.
(Rekaman Ceramah selengkapnya ada di Gallery Audio)
LQ, 28 November 2010
Sumber : http://www.al-idrisiyyah.com/read/article/145/pengajian-shubuh-di-masjid-al-hakim-bsd-serpong
Labels:
External




