Headlines News :
Home » , » Hidupkan Hati yang Mati

Hidupkan Hati yang Mati

Written By Unknown on Minggu, 07 Februari 2016 | 09.28.00


Seluruh Tindakan Manusia Bersumber dari Hatinya

al-idrisiyyah.com | BOGOR - Bulan kelahiran Nabi Muhammad saw memang telah berlalu,  tapi semangat peringatannya terus bergema. Suasana inilah yang  tampak di Mushola Al-Magfirrah, Desa Ciriung, Cibinong, Bogor, di sini Jamaah Al-Idrisiyyah dari Cibinong dan beberapa daerah lainnya seperti Tangerang, Jakarta dan Tasikmalaya berbaur dengan penduduk setempat.

Acara dimulai sekitar pukul 22.00 WIB, Jumat (05/02), diawali dengan sambutan-sambutan. Ketua RW setempat yang menyampaikan sambutan, mengajak kepada panitia penyelenggara untuk mendidik generasi muda agar menuntut ilmu yang benar, tidak terbawa ajaran yang sesat seperti Gafatar. “Mari didik generasi muda agar tidak terlibat narkoba!” tegasnya.

Setelah pelantunan ayat suci Al-Qur'an, tahapan acara memasuki acara inti, tausiah yang disampaikan Syekh Muhammad Fathurrahman M. Ag.

Syekh M Fathurahman membuka ceramah dengan cerita Malik bin Dinar. Dia seorang tokoh sufi yang pada awalnya ahli maksiat. Pada suatu malam ketika ia akan melakukan kemaksiatan, ditengah perjalanan ia mendengar bacaan Al-Qur'an dari sebuah gubuk
.
“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS Al-Hadiid [57] : 16)

Bergetarlah seluruh tubuh Malik bin Dinar, serta Luluhlah hatinya. Momen ini menjadi titik balik bagi Malik bin Dinar. Dari situ ia bertekad mencari guru untuk belajar agama, sampai akhirnya menjadi tokoh sufi yang terkenal.

Dari cerita tersebut Syekh Muhammad Fathurrahman menjelaskan, jangan putus asa apalagi sampai menyebutkan, “Kepalang tanggung dalam kemaksiatan!”
“Seluruh tindakan manusia bersumber dari hatinya,” ungkap Syekh Muhammad Fathurrahman melanjutkan tausiahnya.

Ini selaras dengan sebuah hadits Rasulullah yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, “Sesungguhnya di dalam tubuh ada segumpal darah. jika segumpal darah tersebut baik maka akan baik pulalah seluruh tubuhnya, adapun jika segumpal darah tersebut rusak maka akan rusak pulalah seluruh tubuhnya, ketahuilah segumpal darah tersebut adalah hati.”

Selanjutnya Syekh menyebutkan, orinisilitas hati adalah cahaya. Kebutuhannya adalah kepada Allah SWT dan hati itu akan menyuarakan kebenaran dan kebaikan. Setiap orang bisa saja membohongi orang lain akan tetapi dia tidak akan bisa berbohong kepada hatinya sendiri.

Ada tiga faktor yang membuat hati manusia menjadi keras.

Pertama, banyaknya gambaran-gambaran dunia didalam diri sendiri atau cinta dunia berlebihan. Boleh saja mencintai dunia akan tetapi jangan melebihi cinta kepada Allah SWT.
Tafakur adalah solusi untuk mengatasi cinta berlebihan kepada dunia. Bertafakur mengenai sifat materi atau dunia, sifat materi itu tidak akan abadi. Materi itu akan rusak, usang dan siapapun akan berpisah dengannya. Semakin dunia itu kita cintai maka kita akan menangis, kita akan bersedih ketika berpisah nanti.

Hati yang bersama Allah akan senantiasa bahagia. Semakin dekat waktunya berpisah dengan dunia ini, dia akan merasakan semakin bahagia. Karena ia akan berjumpa dengan yang dicintainya, yaitu Allah SWT.

Kedua, karena hatinya lalai (goflah), hatinya tidak dilatih untuk zikir kepada Allah SWT. Istiqomah dalam membaca wirid. Wirid setelah shalat wajib merupakan solusi agar hati manusia tidak lalai.

Ketiga, hawa nafsu yang berlebihan. Solusinya adalah belajar menekan hawa nafsu. Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Amr bin Al-Ash radhiyallahu 'anhuma, yang artinya "Tidaklah beriman salah seorang di antara kalian sampai ia menundukkan hawa nafsunya untuk tunduk pada ajaran yang aku bawa"

Sebaliknya tanda-tanda hati yang dihidupkan oleh Allah SWT adalah dia akan dijaga oleh Allah dari tipu daya dunia, selalu berharap atau bercita-cita kepada negeri akhirat, dan banyak mengingat kematian.

Acara maulid ini diakhiri dengan muhasabah dan do'a oleh Syekh Muhammad Fathurrahman M.Ag.
Semoga kita bisa mengambil hikmah dari tausyiah ini dan senantiasa diberi kemampuan untuk menghidupkan hati kita. Aamiin Ya rabbal alamin. (Huzen)

Sumber : http://www.al-idrisiyyah.com/read/article/624/hidupkan-hati-yang-mati
Share this post :
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Blog alidrisiyyah - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger