Headlines News :
Home » , » Alam semesta pun ikut bertasbih

Alam semesta pun ikut bertasbih

Written By Unknown on Jumat, 28 November 2014 | 08.58.00

al-idrisiyyah.com, Gili Nanggu - Hari ke-3 (17/11/2014) dari rangkaian dakwah Mursyid Al Idrisiyyah Indonesia beserta rombongan di kepulauan Lombok, Nusa Tenggara Barat [Baca sebelumnya : Hari kedua]

Syekh Muhammad Fathurrahman menuju sebuah pulau kecil sisi barat lombok, pulau itu adalah Gili Nanggu, sebuah pulau dengan luas 12,5 ha yang memiliki bentangan pantai pasir putih dan air laut yang jernih, Gili Nanggu pun memiliki biota laut dan keindahan terumbu karang yang masih asli tak terjamah tangan-tangan jahil manusia, hal ini terjadi karena pengelola pulau tersebut sangat serius dalam merawatnya dan menerapkan aturan-aturan yang ketat demi terjaganya pesona keindahan alaminya.

Syekh dan rombongan tiba di pulau tersebut sekitar pukul 10.20 wita, setelah menyewa kamar di cottage yang kesemuanya berdesain suku adat sasak yang tersedia tidak jauh dari pantai, rombongan mencoba wisata snorkling, saat Syekh dan istri mulai menyelam, beliau dihampiri ikan laut jinak berwarna warni seolah menyambut kedatangan beliau, untungnya pak Ardiwan (pemandu rombongan) telah mempersiapkan pakan buatan yang biasa di gunakan wisatawan, makanan tersebut terbuat dari roti yang dihancurkan dicampur dengan air yang dimasukan kedalam botol. Dengan memberi pakan tersebut semakin banyak pula ikan-ikan yang mendekat kepada Syekh. Rombongan yang lain pun mencoba hal yang sama di sudut yang berbeda-beda.

Di sela-sela istirahat wisata snorkling dan renang , Syekh Fathurrahman mengatakan bahwa sesungguhnya semua makhluk yang ada di dalam laut (pasir,terumbu karang,ikan,biota laut) turut berdzikir kepada Allah, sesuai dengan kalimat dzikir Fii kulli lam hatin wanafasin ada damaa wasi’ahuu ilmullah. “ Ilmu tasawwuf itu dibagi menjadi 2 , yang pertama adalah Makasib dan yang kedua adalah Mawahib,...

Makasib yaitu bentuk usaha manusia dalam mendekatkan diri kepada Allah dengan melakukan Tazkiyatunnafs (pembersihan jiwa) dengan banyak mengintropeksi diri dan istghfar (taubat), dan Tasfiyatul Qalb (membangun jiwa yang berkarakter positif) dengan memperbanyak dzikir kepada Allah, sedangkan Mawahib misalnya seperti khuyuk, al-wijlu, al-insu, jadzbah dsb, Seringkali kita mendengar kata karomah pada wali-wali , atau mujizat pada para nabi, itu semua adalah mawahib yaitu suatu pemberian yang datang dari Allah, dan setiap pemberian dari Allah tidak akan pernah salah dan selalu yang terbaik bagi makhluk-Nya, jadi kalau ada orang yang mengaku wali dan mampu mendatangkan keajaiban sekehendaknya, berarti itu bukan karomah tapi itu ada peran jin yang menyesatkan.” Jelasnya kepada pemandu dan rombongan lainnya.

Lebih jauh Syekh menjelaskan tentang Tafakkur , ialah melihat ciptaan-ciptaan Allah dan memikirkannya secara logika dengan di iringi dzikir sehingga bisa menembus hakikat yang bisa dirasakan oleh hati atau ruhani manusia. “Pada saat hati terus berdzikir dan terhubung kepada Allah, maka hakikat kebenaran akan melekat kepada diri kita dan hal itu akan menarik kebenaran-kebenaran dari makhluk ciptaan Allah yang ada disekeliling kita, itu sebabnya para nabi dan rosul dahulu sering melakukan Uzlah (mengasingkan diri di gua-gua, pantai, gunung) untuk menghidari hiruk pikuk dunia dan bertafakkur untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah ” jelasnya.

Kejadian ruhani masuk Islamnya bangsa Jin Tak terasa matahari mulai turun disisi barat seolah ingin bersembunyi balik air laut, tanda siang berganti malam, Syekh dan rombongan membersihkan diri dan melakukan shalat maghrib dan dzikir berjamaah di pantai tersebut, rombongan wanita pun tak ingin ketinggalan ikut berjamaah dari pondok kecil yang ada di pantai itu.

Dalam shalat maghrib Syekh Fathurrahman membacakan salah satu ayat Al Qur’an yang berbunyi :

قُلۡ إِنَّنِى هَدَٮٰنِى رَبِّىٓ إِلَىٰ صِرَٲطٍ۬ مُّسۡتَقِيمٍ۬ دِينً۬ا قِيَمً۬ا مِّلَّةَ إِبۡرَٲهِيمَ حَنِيفً۬ا‌ۚ وَمَا كَانَ مِنَ ٱلۡمُشۡرِكِينَ (١٦١) قُلۡ إِنَّ صَلَاتِى وَنُسُكِى وَمَحۡيَاىَ وَمَمَاتِى لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَـٰلَمِينَ (١٦٢) لَا شَرِيكَ لَهُ ۥ‌ۖ وَبِذَٲلِكَ أُمِرۡتُ وَأَنَا۟ أَوَّلُ ٱلۡمُسۡلِمِينَ (١٦٣

Katakanlah: "Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus, [yaitu] agama yang benar; agama Ibrahim yang lurus; dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik". (161) Katakanlah: "Sesungguhnya shalat, ibadat, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, (162) tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri [kepada Allah]". (163) [Al-An’am :161-163]

Dan pada saat dibacakan itu datanglah informasi secara ruhani kepada beliau bahwa penguasa jin di pulau tersebut langsung memeluk Islam sebagai yang pertama diantara bangsa jin lainnya yang ada di pulau itu, sebagaimana nabi Ibrahim yang pertama kali masuk islam saat diberi petunjuk oleh Allah kala itu, seperti yang dikisahkan dalam ayat diatas, hal ini beliau (Syekh) sampaikan kepada hadirin sebagai informasi ruhani yang patut di yakini agar meningkatkan keimanannya kepada Allah sang pemberi petunjuk, sebab bangsa jin pun hakikatnya sama ada yang mencari kebenaran, dan bangsa jin banyak menghuni di lautan sedangkan manusia lebih banyak menghuni daratan.

Usai dzikir dan shalat Isya , maka rombongan beristirahat di kamar masing-masing, hingga waktu tahajjud tiba dan Syekh Fathurrahman telah lebih dulu berada di pantai untuk shalat malam. Satu persatu peserta rombongan menghampiri dan shalat berjamaah yang dilanjutkan dengan shalat shubuh.

Dengan ditemani suara deburan ombak dan hempasan angin laut, jamaah shalat shubuh mendapatkan pengajaran tentang makna dari kalimat dzikir Laa ilaaha illalah Muhammadur rosuulullah Fii kulli lam hatin wanafasin ‘ada damaa wasi’ahuu ilmullah, dalam uraiannya beliau mengatakan bahwa kalimat Laailaaha illallah adalah kalimat dzikir kepada Dzat-Nya, Muhammadarrosuulullah adalah kalimat dzikir kepada perantara/wasilah-Nya dan Fii kulli lam hatin wanafasin ‘ada damaa wasi’ahuu ilmullah adalah kalimat dzikir kepada seluruh makhluk-Nya dari yang terkecil hingga yang terbesar, terlihat dan yang tak terlihat, semua diliputi oleh ilmu Allah yang turut serta dzikir kepada Allah.

Menjelang siang (18/11/2014), rombongan bertolak ke bandara untuk kembali ke Jakarta, sejenak singgah di mesjid dekat bandara untuk shalat dzuhur berjamaah dan pada kesempatan itu Syekh memandatkan kepada bapak Ardiwan (anggota aktif Polisi Militer TNI-AD) dan bapak Johan yang telah menjadi murid Syekh Fathurrahman untuk membuka dan mengembangkan zawiyah (cabang) tarekat Al Idrisiyyah wilayah Lombok. Alhamdulillah, dan Syekh pun kembali ke Jakarta dengan menumpang pesawat udara.(rz)

---Tamat---

Sumber : http://www.al-idrisiyyah.com/read/article/495/alam-semesta-pun-ikut-bertasbih
Share this post :
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Blog alidrisiyyah - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger