Headlines News :
Home » » Dua Wilayah Besar Kajian Tasawuf

Dua Wilayah Besar Kajian Tasawuf

Written By Saimin on Sabtu, 03 September 2016 | 07.32.00

al-idrisiyyah.com | Tasikmalaya - Ajaran para Nabi AS memiliki prinsip yang sama, yang membedakan hanyalah sisi syariatnya saja. Kesamaan ajaran para Nabi AS adalah dalam hal membersihkan hati agar tersambung kepada Allah. Sebagai contoh bagaimana Nabi Musa AS melakukan dakwah kepada Fir'aun. Bahasa pendekatannya adalah Tazkiyah An Nafs. Beliau diajarkan untuk mengatakan kepada Fir'aun, 'Apakah engkau sudi membersihkan diri agar aku dapat menunjukimu (kepada Allah) sehingga engkau takut?' [lihat Q.S. An Nazi’at: 18]

Sanlat Eksekutif hari ke-2

Dakwah penuh kelembutan ini pernah dilakukan oleh para Wali yang berdakwah di Nusantara, sehingga berabad-abad tradisi agama/kepercayaan lama di masyarakat terkikis sedikit demi sedikit berganti dengan pola kehidupan Islam dengan suka rela.
Hal inilah yang perlu kita perhatikan begitu pentingnya mengambil ruh ajaran tasawuf dalam berkehidupan yang humanis dalam menjalankan ibadah secara vertikal maupun horisontal.
Dalam ajaran tasawuf terbagi menjadi 2 pembahasan besar, yakni wilayah makasib (usaha) dan mawahib (anugerah).

Makasib adalah usaha seorang hamba dalam menjalankan agamanya. Makasib terbagi 2, yaitu: pembersihan hati (tazkiyatun nafs) dan tashfiyatul qalbi (memperindah hati dan membangun pilar-pilar ruhani).
Hati adalah tolok ukur baik dan buruk manusia. Hati yang bersih adalah tempat bersemayamnya ruhani-ruhani suci. Sebaliknya hati yang kotor sebagai tempat bersemayamnya setan. Memebersihkan hati adalah pekerjaan seumur hidup.

Setelah membersihkan hati, selanjutnya adalah memperindah hati dengan mengisinya dengan pilar-pilar ruhani (maqamat), yaitu Fakir (merasa butuh kepada Allah), sabar, syukur, tawakal, ridha, zuhud, belajar mencintai Allah (mahabbah), dan lainnya.
Mawahib adalah anugerah yang datang ke dalam hati berupa rahasia-rahasia Zat dan Nur Allah tanpa adanya usaha yang berarti. Di antara anugerah batin ini adalah khusyu’, wijlu (bergetar hati), insu (ketenangan), fana’, jadzbah, mahabbah, makrifatullah.
Kelembagaan dalam Ilmu tasawuf berupa tarekat, sebagaimana ilmu-ilmu lainnya. Di setiap kelembagaan memiliki kepemimpinan atau instruktur. 

Sebagaimana pentingnya mencari uang ke manapun hingga ke luar negeri maka seseorang pun mesti memiliki usaha mencari pemimpin dalam mempelajari/menjalankan agamanya. | (lq)

(Ringkasan Sanlat for Eksekutif II, 3 September 2016)

Sumber : http://www.al-idrisiyyah.com/read/article/843/dua-wilayah-besar-kajian-tasawuf


Share this post :
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Blog alidrisiyyah - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger