Headlines News :
Home » » Sanlat for Eksekutif II

Sanlat for Eksekutif II

Written By Saimin on Sabtu, 03 September 2016 | 07.40.00

al-idrisiyyah.com | Tasikmalaya - Tarekat Al-Idrisiyyah mengadakan "Sanlat for Eksekutif" Angkatan ke-2 yang dilaksanakan dari hari Jum'at (02/09/2016) sampai dengan hari Sabtu (03/09/2016).

Sanlat for Eksekutif II
Session foto bersama dengan seluruh peserta

Bertempat di Aula pendidikan Al-Idrisiyyah, puluhan peserta memadati ruangan yang disediakan. Peserta yang hadir sangat beragam, ada dari kalangan mahasiswa, pejabat, anggota DPRD, karyawan BUMN, karyawan swasta, para ustadz, pengusaha dan banyak lagi dari profesi lainnya.
Peserta paling jauh pada sanlat kali ini adalah seorang mahasiswa yang berasal dari Jepang yang bernama Tomoya Takada. Ada pula yang datang dari Nusa Tenggara Timur, Jakarta, Sukabumi, Bandung, Tasikmalaya dan lainnya.

Mursyid Al-Idrisiyyah, Syekh Muhammad Fathurahman, M.Ag memberikan materi pada sanlat ini secara langsung selama dua hari. Materi yang diberikan dihari pertama oleh Tokoh Sufi Indonesia ini adalah mengenai pembagian konten dalam Al-Qur'an.
Konten Al-Qur'an yang pertama adalah mengenai ajaran agama. Berdasarkan hadits Ibnu Umar dan Saidina Umar bahwa ajaran Islam terdiri dari Keimanan, Keislaman dan Keihsanan, atau dikenal juga dengan nama Tauhid, Fiqih dan Tasawuf. "Tiga disiplin ilmu ini harus terintegrasi, tidak boleh dipisah-pisahkan" ungkap Syekh Muhammad Fathurahman.

Ilmu tasawuf membahas tentang hati manusia. Hati yang bersih akan mampu menumbuhkan keimanan yang kokoh, dan dari keimanan serta keyakinan yang kokoh akan muncul pribadi-pribadi yang taat menjalankan syariat (fiqih) islam.
Syekh menjelaskan ilmu tasawuf diakhir jaman semakin menghilang, sudah tidak ada toleransi terhadap perbedaan-perbedaan (seperti perbedaan madzhab fiqih), saling menyesatkan satu sama lain. "Persaudaraan tidak akan terbangun kalau hatinya kotor" terang Syekh menegaskan pentingnya ilmu tasawuf.

Konten Al-Qur'an yang kedua mengenai ilmu pengetahuan. Tidak semua ilmu pengetahuan dijelaskan dalam Al-Qur'an, akan tetapi hanya sampel. "Kalau ilmu pengetahuan semuanya ditulis dalam Al-Qur'an, mau setebal apa Al-Qur'an?" ungkap Syekh.
Konten yang terakhir adalah Al-Qur'an adalah konten mengenai sejarah. Sejarah masa lalu seperti awal kejadian manusia, asal kejadian alam semesta dan lainnya. Al-Qur'an pun menebus lorong waktu, membahas mengenai kehidupan yang akan dihadapi manusia sampai waktu tak terhingga.
Selain pembagian konten dalam Al-Qur'an, Syekh Muhammad Fathurahman pada hari pertama juga menjelaskan mengenai dua faktor penghancur umat. Asy-Syuhubat yang berarti pemahaman agama yang sepotong-sepotong merupakan faktor yang pertama, dan faktor yang kedua adalah asy-syahawat yaitu ketika hawa nafsunya menguasai dirinya.

Diakhir sesi hari pertama, Syekh Muhammad Fathurahman menyampaikan bahwa penyakit hati itu harus diobati dan hawa nafsu itu harus senantiasa dididik.
Pada hari kedua Syekh menerangkan mengenai retorika dakwah yang diajarkan Allah kepada nabi Musa AS dan nabi Harun AS. Tasawuf menurut Syekh merupakan ujung tombak dalam dakwah dan untuk membuka hati manusia.
Syekh pada hari kedua juga menerangkan mengenai pembagian ilmu tasawuf. Ilmu tasawuf menurut Syekh dibagi menjadi dua bagian besar yaitu makasib (usaha hamba) dan mawahib (anugerah dari Allah).

Penutupan dan pembacaan do'a oleh Syekh Muhammad Fathurahman mampu mengubah suasana ruangan menjadi hening dan khusyu, hanya sesekali terdengar isak tangis dan jeritan yang tertahan yang menghiasi atmosfir ruang lahir dan bathin seluruh peserta.
Setelah penutupan, panitia memberikan kesempatan kepada para peserta untuk menceritakan pengalamannya di sanlat tersebut. H. Daud sebagai peserta paling tua mengungkapkan adanya perubahan dalam dirinya setelah mengikuti sanlat. "Ternyata masih banyak kekurangan diri" ungkapnya.
H. Noves Narayana, SE mengatakan bahwa ia baru merasakan mesantren saat sanlat ini dan ia merasa betah. H. Novel juga berniat untuk sebulan sekali datang ke pesantren Al-Idrisiyyah terutama di malam jum'at.

Tomoya sebagai peserta dari luar negeri yang belum genap seminggu berada di Indonesia mengungkapkan bahwa di sanlat ini ia pertama kali merasakan makan pakai tangan dan ia merasakan pengalaman yang tidak didapatkan di negaranya, yaitu merasakan bangun subuh. "Saya merasakan hati saya bersih setelah berada disini" ungkapnya.
Sebagai perwakilan dari peserta, H. Noves menginginkan persaudaraan di sanlat berlanjut dengan dibentuk sebuh group di sosial media dan dia mendo'akan mudah-mudahan Syekh dan pengurus Al-Idrisiyyah diberikan kesehatan, amiiin. | (uu)

Lihat gambar selengkapnya di:
Kegiatan Sanlat for Eksekutif II  

Sumber : http://www.al-idrisiyyah.com/read/article/846/sanlat-for-eksekutif-ii
Share this post :
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Blog alidrisiyyah - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger