Jum'at, 28 Agustus 2015
Hujan tak kunjung turun
Santri dan warga gelar shalat Istisqo
Khutbah
warga Jatihurip melaksanakan shalat istisqo
al-idrisiyyah.com, Jatihurip - Kekeringan pada musim kemarau tahun ini tengah di alami warga disebagian wilayah Indonesia, begitu juga dengan wilayah Jawa Barat, khususnya Kampung Pagendingan , Desa Jatihurip, kecamatan Cisayong, Tasikmalaya.
Disana tanah-tanah pesawahan dan kebun tampak mengering dan terbelah, hujan yang ditunggu-tunggu untuk mengairi sawah tak kunjung turun, bahkan ketersediaan air bersih semakin sulit didapatkan warga. Hal ini menyulitkan warga untuk bercocok tanam dan memenuhi kebutuhan air sehari-hari. Saat-saat kekeringan seperti itu, warga Jatihurip bersama para santri pondok pesantren Al Idrisiyyah melaksanakan shalat untuk berdo’a meminta hujan yang biasa disebut dengan shalat Istisqo.
Shalat Istisqo telah disyariatkan oleh Rosulullah SAW dalam memohonkan hujan kepada Allah, berdasarkan hadits dari Ibnu Abbas Radhiyallaahu ‘anhu berkata: Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam keluar dengan rendah diri, berpakaian sederhana, khusyu’, tenang, berdoa kepada Allah, lalu beliau shalat dua rakaat seperti pada shalat hari raya, beliau tidak berkhutbah seperti pada shalat hari raya, beliau tidak berkhutbah seperti khutbahmu ini.Riwayat Imam Lima dan dinilai shahih oleh Tirmidzi.
Dan dalam Al-Qur’an (Nuh :10-12) pun Allah telah perintahkan manusia untuk memohonkan hujan, maka berdasarkan keterangan tersebut Jum’at kemarin (28/8) ratusan warga Jatihurip berkumpul pesawahan yang kering untuk melaksanakan shalat Istisqo. Dengan pancaran teriknya sinar matahari siang itu warga dan santri tetap khusuk melaksanakan proses demi proses dari shalat tersebut, warga mulai berkumpul di tempat terbuka tersebut usai shalat Jum’at sekitar pukul 13.00 WIB, namun shalat Istisqo baru dimulai sekitar pukul 14.00 WIB, dan sebelum dimulai seorang muballigh menyampaikan tuntunan tata cara shalat kepada warga.
Ajengan (ustadz) Daud Burhani memimpin shalat berjamaah yang sebelumnya dimulai dengan membimbing bacaan istigfar, memohonkan ampunan bagi warga kepada Allah SWT . Bertindak sebagai khotib, Ajengan Jalaludin menyampaikan khutbahnya tentang sebab musabab kekeringan melanda suatu daerah, “ Kemarau yg panjang dalam sebuah keterangan adalah disebabkan karena umat sudah banyak yang tidak iman dan taqwa kepada Allah Subhanahu wata ‘Ala, Walau anna ahlal quro amanu.....ilah...., dengan adanya kemarau ini agar dijadikan sebagai momentum untuk kembalinya kita kepada Allah, maka solusi agar turun nya rahmat allah (hujan) sebagaimana yang disabdakan Rosulullah Shollaluhu alaihi wasallam yaitu dengan memperbanyak istighfar dan taubat, perbanyaklah shodaqoh, dan berhenti berbuat kedzholiman, jauhilah permusuhan" kata beliau dalam khutbahnya.
Wilayah Tasikmalaya dan sekitarnya dalam beberapa bulan kebelakang tidak diguyur hujan sama sekali, dan dampak kekeringan dialami warga seperti kekurangan air bersih, dan pengairan sawah atau ladang, kekurangan pasokan air bersih sangat dirasakan warga Jatihurip yang masih menggunakan sumur sebagai sumber air sehari-hari, sedangkan untuk wilayah pesantren Al-Idrisiyyah air dipasok dari sumber mata air asli yang saat ini masih mengalir baik.(han/rz)
Sumber: http://www.al-idrisiyyah.com/read/article/552/santri-dan-warga-gelar-shalat-istisqo