(Bagian pertama dari tiga tulisan)
Salah satu prinsip ajaran Islam adalah wasatho (seimbang). Firman Allah SWT: “Dan demikianlah Kami jadikan kalian sebagai umat yang memperhatikan keseimbangan (tujuannya) supaya kalian yang memasuki agama Allah menjadi saksi bagi umat manusia, dan Rasul menjadi saksi atas kalian.” [Q.S. Al-Baqarah: 143]
Ummatan Wasatho adalah umat yang memperhatikan keseimbangan. Bahwa manusia terdiri dari jasmani dan ruhani. Dalam Al-Quran manusia disebut sebagai insan dan basyar. Basyar artinya bentuk tunggal manusia yang dilihat dari sisi kemanusiaannya (kebutuhan fisik atau biologis). Contohnya ketika Rasul diutus di tengah-tengah kaumnya, pada umumnya mereka menolak. Karena mereka melihat dari sisi basyariyah-nya (kemanusiaan). Mereka merasa Rasul yang diutus atas mereka itu sama dengan mereka dalam hal makan, minum, berkeluarga, dan lain sebagainya. Maka Rasul mengungkapkan ‘Maa ana illaa basyarun mitslukum’ [betul aku ini hanya manusia biasa seperti kalian] tetapi yuuhaa ilayya [aku diberi wahyu] oleh Allah.
Ketika Allah menyebut manusia dengan ‘insaan’ menunjukkan bahwa manusia terdiri dari jasmani dan ruhani. Karena manusia yang utuh itu terdiri dari 2 unsur tersebut maka ajaran Islam yang mengajarkan prinsip wasatho mengandung arti keseimbangan 2 kebutuhan, jasmani dan ruhani. Banyak manusia yang kehidupannya mengedepankan jasmani saja (hedonisme) sehingga hidupnya hanya memikirkan makan, tidur, sandang, pangan, papan.
Hamba yang memenuhi keseimbangan dalam kehidupannya ini menjadi paripurna dan akan semakin mengenal Allah dan aturan-aturan-Nya. Jika manusia sehat jasmani dan ruhaninya akan maksimal bergerak dan berkembang potensi kedua unsur tersebut. Di balik seluruh ajaran Islam berupa perintah dan larangan adalah untuk mengembangkan kedua potensi yang seimbang.
Jangan mengira bahwa puasa itu berdiri atas sisi jasmani saja atau ruhani saja. Shaum itu sama dengan ibadah lainnya, yakni untuk memenuhi kedua unsur, jasmaninya supaya sehat dan ruhaninya menjadi berkualitas.
Dunia medis mengakui puasa sebagai salah satu sarana terapis dan dapat menanggulangi berbagai penyakit yang timbul akibat makan yang berlebihan dan terus menerus tanpa henti sepanjang tahun. Ajaran ini diletakkan sejak berabad-abad yang lalu, karena tidak hanya umat Islam saja yang melaksanakannya. Meski 14 abad yang lalu pengetahuan tentang kesehatan masih sederhana, tapi pelaksanaan Shaum ini telah memenuhi persyaratan untuk menjadikan manusia sehat secara jasmani.