Jum'at, 1 Juli 2016
Silaturahim Matan Tasikmalaya
Matan Tasik
Silaturahim Matan Tasikmalaya
al-idrisiyyah.com | Tasikmalaya - Tarekat Al-Idrisiyyah telah mengitkuti tiga kegiatan pelatihan tasawuf yang dilakukan oleh Jam'iyyah Ahlu at-Thariqah Al-Mu'tabarah An-Nahdliyyah (Jatman) DKI Jakarta. Al-Idrisiyyah yang sebelumnya belum pernah terlibat dengan kegiatan yang dilakukan Jatman, pada tahun 2016 Alhamdulillah dapat ikut peran aktif dalam kegiatan pelatihan baik sebagai pemateri maupun sebagai tuan rumah dalam pelatihan-pelatihan yang dilakukan oleh asosiasi ahli tarekat di DKI Jakarta ini.
Diawali di hari Sabtu (13/02/2016), Tarekat Al-Idrisiyyah diundang oleh pihak Jatman untuk menjadi pemateri dalam Pelatihan Tasawuf Dasar gelombang kedua, yang dilaksanakan di Kantor Jatman DKI Jakarta. Kesan yang baik terhadap Al-Idrisiyyah dari pengurus Jatman membuka kesempatan untuk terlibat lebih dalam lagi pada kegiatan Jatman berikutnya. Hari Sabtu (30/04/2016) menjadi sebuah sejarah bagi Tarekat Al-Idrisiyyah karena berhasil dengan sukses melaksanakan Pelatihan Tasawuf Dasar gelombang ketiga yang merupakan kegiatan dari Jatman DKI Jakarta.
Lanjut pada bulan Ramadhan 1437 H, Alhamdulillah Al-Idrisiyyah kembali dipilih menjadi tuan rumah pelaksaan pelatihan tasawuf yang dinamakan Riyadloh Ramadhan Ulama Sufi, yang dilaksanakan pada hari Sabtu dan Ahad (18 - 19/02/2016). Kalau dari pelatihan sebelumnya Al-Idrisiyyah hanya mengirimkan utusannya untuk menjadi pemateri, pada pelaksanaan Riyadloh Ramadhan 1437 H, Syekh Muhammad Fathurahman, M.Ag sebagai mursyid Tarekat Al-Idrisiyyah berkesempatan untuk memberikan ilmunya kapada para pengamal tarekat dan tasawuf di DKI Jakarta.
Pada kegiatan Riyadloh Ramadhan Ulama Sufi menurut ust. Sandra Yusuf selaku Kepala Divisi Promosi dan Even, ini merupakan momen dimana ia mengenal pertama kali adanya organisasi kemahasiswaan dibawah organisasi Jatman, yang bernama Mahasiswa Ahlith Thoriqoh Al-Mu’tabaroh An-Nahdliyyah (Matan).
Sampai sini Al-Idrisiyyah zawiyah Jakarta telah berhasil bekerjasama dengan Jatman DKI Jakarta, tetapi dengan organisasi kepemudaan seperti Matan belum terjalin dan mungkin masih sekedar baru kenal, tetapi ternyata Allah takdirkan berbeda untuk di zawiyah Pusat Tasikmalaya, organisasi Matan merapat ke Al-Idrisiyyah terlebih dahulu, bukan di level organisasi Jatman. Hal ini bukan menjadi masalah, hanya memberikan gambaran langkah kerjasama yang berbeda.
Walaupun Matan di Tasikmalaya belum resmi terbentuk, ternyata organisasi ini telah bergerak dari awal tahun 2016, dan akan dideklarasikan pada bulan Agustus 2016 mendatang. "Pada saat ini Kepengurusan Organisasi Matan diketuai oleh Zamzam Jamaludin, SH, Aa Fuad Mukhlish, S.Ag sebagai Wakil Ketua I, Aip Saeful Mubarak, MBA sebagai Wakil Ketua II" ungkap Cecep Rahmat Hidayat, SE M.Pd, yang menjabat sebagai Sekretaris ketika menjelaskan kepengurusan Matan yang ada.
Zamzam Jamaludin mengatakan bahwa kunjugan ke Tarekat Al-Idrisiyyah pada Selasa (28/06/2016) sempat tertunda sekitar tiga mingguan, tapi ia sangat bersyukur dapat terealisasi juga.
Setelah diawali dengan penayangan video profil dari Tarekat Al-Idrisiyyah, Aa Fuad mengungkapkan maksud dan tujuan dari silaturahim ini adalah untuk menambah wawasan mengenai Tarekat Al-Idrisiyyah, ia juga melihat kegiatan dan program yang ada di Tarekat Al-Idrisiyyah perlu di-share ke masyarakat di Tasikmalaya, dan tentunya pengurus Matan menginginkan keterlibatan dari Al-Idrisiyyah untuk masuk kedalam organisasi Matan. "Kami mengharapkan sentuhan Al-Idrisiyyah di kepengurusan Matan, bukan sekedar support" pinta Aa Fuad kapada pengurus Tarekat Al-Idrisiyyah.
"Kami siap support mau dilibatkan ataupun tidak dalam struktur kepengurusan Matan" ungkap Adang Nurdin MS, M.Pd menanggapi permintaan tersebut.
Diskusi para pemuda yang dilakukan di bulan suci Ramadhan 1437 H, tidak hanya sekedar ingin mengajak anak muda Al-Idrisiyyah untuk ikut dalam kepengurusan Matan, tetapi membahas juga permasalahan-permasalahan seputar pangajaran ilmu tasawuf ke masyarakat terutama ke kalangan generasi muda dan mahasiswa.
Adang Nurdin melihat dua faktor kenapa masyarakat enggan mempelajari tasawuf, apalagi mengenal atau masuk kedalam suatu Tarekat, yang pertama adalah banyaknya ajaran tasawuf yang lebih cenderung kepada hal-hal kebatinan, dan faktor yang kedua adalah adanya doktrin yang telah mengakar dimasyarakat yang mengatakan bahwa kalau ingin bertasawuf itu kalau sudah usia empat puluh tahun.
Zamzam Jamaludin mengungkapkan bahwa kebanyakan ahli tarekat disekitar Tasikmalaya terfokus sebagai pengamal dzikir, belum menyentuh aspek kehidupan lainnya.
"Tampilan muka tarekat yang terlihat jelas adalah Al-Idrisiyyah, karena bukan hanya dzikir saja" unkap Aa Fuad menanggapi isu ahli tarekat hanya sekedar pengamal dzikir.
Sinergisitas sesama pengamal tarekat menurut Zamzam Jamaludin, sangat diperlukan supaya menjadi wasilah perkembangan tarekat di kalangan anak muda dan di kampus-kampus.
Zamzam juga mengungkapkan begitu tertariknya dia terhadap program-program yang telah dibuat teman-teman di Al-Idrisiyyah, yang telah dikemas dan telah ada produknya juga. "Matan ditasik akan lebih mudah, karena sudah ada pola (model) yang dibuat Al-Idrisiyyah" terang Zamzam.
Cecep Rahmat mengungkapkan hal yang menarik dari Tarekat Al-Idrisiyyah, yaitu Al-Idrisiyyah telah berhasil menepis isu-isu negatif terhadap dirinya, dan Idrisiyyah juga dinilai memiliki Sumber Daya Manusia yang relatif muda-muda dan lebih siap dalam manajemen. Masih menurut Cecep Rahmat, ia menilai masih ada tarekat yang memerlukan pendampingan dan mudah-mudahan Al-Idrisiyyah dapat memberikan efek positif dengan berbagai kegiatannya, dan Matan siap menjadi jembatannya.
Strategi Syekh Akbar Muhammad Fathurahman yang telah memilih para pengurus Tarekat dengan yang muda-muda, serta kerja keras para pengurus dalam mengemban amanah telah menjadi secercah cahaya bagi para pemuda pengamal tarekat dan tasawuf disekitar Tasikmalaya. Para pengurus Matan yang sebenarnya adalah organisasi kepemudaan (bukan hanya kemahasiswaan) telah melihat Al-Idrisiyyah sebagai model yang dapat mereka tiru dan kembangkan, dan mereka menilai Al-Idrisiyyah pantas menjadi muka dari sebuah pergerakan Tarekat.
Adang Nurdin berharap Matan mudah-mudahan dapat menjadi media komunikasi, karena masih ada beberapa mahasiswa yang berkunjung ke Al-Idrisiyyah yang persepsinya mengenai tarekat masih sempit (hanya sekedar dzikir dan ibadah). "Koq tarekat begini, koq tarekat begitu" jelas Adang Nurdin yang menjabat sebagai Kepala Divisi Pendidikan di Tarekat Al-Idrisiyyah.
Sumber : http://www.al-idrisiyyah.com/read/article/747/al-idrisiyyah-menjadi-muka-pergerakan-tarekat
Sumber : http://www.al-idrisiyyah.com/read/article/747/al-idrisiyyah-menjadi-muka-pergerakan-tarekat