al-idrisiyyah.com | Jakarta - Tarekat Al-Idrisiyyah menyelenggarakan Pengajian Bulanan atau Arbain di Zawiyah Utama Jakarta pada hari Minggu (02/10/2016).
Pengajian Arbain di Masjid Alfattah Jakarta
Pengajian Arbain yang bertepatan dengan tahun baru ke-1438 kalender hijriyyah, dipadati dengan beberapa agenda yang dilaksanakan oleh Syekh Muhammad Fathurahman, M.Ag.
Sebelum mengisi kajian keislaman, Syekh Muhammad Fathurahman dan beberapa pengurus Tarekat Al-Idrisiyyah menyambut kedatangan saudara dari Tarekat Ahmadiyyah Idrisiyyah, Negeri Kelantan Malaysia.
Banyak hal yang dibicarakan, salah satunya adalah saling berbagi pengalaman bagaimana memperkenalkan tasawuf dan tarekat kepada umat Islam, serta kendala-kendala dan solusi yang dihadapinya.
Syekh Saari Hussain selaku Mursyid Tarekat Ahmadiyyah Idrisiyyah Kelantan Malaysia menyampaikan maksud kedatangannya ke Indonesia ini adalah untuk mempererat tali silaturahim sesama pengamal Tarekat Al-Idrisiyyah.
Persaudaraan yang erat yang disatukan atas keimanan, keislaman serta kesamaan tarekat, Syekh Saari mengungkapkan dalam sambutannya, persaudaraan yang dirasakan begitu erat bagaikan hubungan saudara adik dan kakak.
Syekh Muhammad Fathurahman M.Ag, selaku Mursyid Tarekat Al-Idrisiyyah menyampaikan tausiyah yang pada kesempatan tersebut membahas mengenai Halat, yaitu kondisi batin manusia ketika mendapat anugerah dari Allah SWT.
Halat yang pertama menurut Syekh adalah khusyu. Khusyu adalah keadaan hati seseorang yang selalu menghadap kepada Allah SWT sehingga orang tersebut dapat merasakan manisnya iman, manisnya ketika beribadah kepada Allah SWT.
Yang kedua yaitu al-wijlu. Al-Wijlu adalah keadaan hati seseorang yang bergetar ketika disebutkan nama Allah SWT, sebagaimana dalam Al-Qur'an surat Al-Anfal ayat kedua yang menjelaskan tentang bahwa sesungguhnya orang-orang yang beriman apabila disebut nama Allah bergetarlah hatinya, karena merasakan bahwa Allah itu yang kuasa.
Halat yang ketiga yaitu al-jadbah. Al-jadbah adalah keadaan ruhani seseorang yang tertarik kepada Allah SWT, sebagaimana keaslian dari ruhani manusia yaitu butuh kepada Allah SWT. Apabila seseorang merasakan keadaan seperti ini Ibadahnya dipandang melebihi ibadahnya seluruh jin dan Manusia.
Halat yang terakhir yaitu fana. Fana adalah keadaan hati yang didalamnya hanya ada keinginan kepada Allah saja sedangkan keinginan nafsunya sudah lebur. | (adib)
Penyambutan Tamu Dari Malaisia |Foto:Muzakir
Sumber: http://www.al-idrisiyyah.com/read/article/889/pengajian-arbain-perdana-di-tahun-1438-hhttp://www.al-idrisiyyah.com/read/article/889/pengajian-arbain-perdana-di-tahun-1438-h