Kunjungan Ke DEBU
Written By Unknown on Jumat, 28 Januari 2011 | 15.11.00
Ternyata bertemu dengan insan sesama Thariqat begitu menyenangkan, demikian kesan yg kami tangkap saat berkunjung ke Grup DEBU kemarin. Satu per satu kami disalami sambil peluk cium pipi, berbisik salam. Mereka mengangkap kami sebagai keluarga, sehingga tidak ada kecanggungan saat kami berbicara dengan mereka yang telah menetap di Indonesia selama 12 tahun itu.
Grup DEBU sepertinya merasakan sesuatu hal yg baru begitu bertemu dg kami. Karena mereka baru menyadari keberadaan Idrisiyyah sudah cukup lama di Indonesia, khususnya Jakarta. Hal yg menyenangkan bagi kami adalah keinginan Mustafa bertemu dengan Syekh Mursyid Al-Idrisiyyah, sebelum acara Maulid tgl 26 Februari 2011. Rencananya 15-16 Februari akan melakukan tour ke Irak, namun belum ada kepastian dari panitianya.
Personil DEBU masih intens mengamalkan ajaran Thariqah yg diajarkan oleh Gurunya, Syekh Fatah. Thariqah yg mereka pegang jumlahnya 4 (Syadziliyyah, Chistiyah, Qadiriyyah dan Rifa'iyyah). Meskipun kini sedang berkhalwat di suatu tempat, namun orang tua sekaligus Mursyidnya tersebut memantau dan membimbing terus aktivitas mereka selama ini. Lagu-lagu yang mereka lantunkan dianggap sebagai dzikir, dan kendaraan menuju kepada Allah. Karya musik Debu banyak diilhami oleh petuah Sufi dari Gurunya. Contohnya lagu 'Macan Hutan' yang dianalogikan sebagai sosok Wali Allah, sehingga pesan moral lagu tersebut mengisyaratkan Wali Allah yang tidak boleh diremehkan keberadaannya oleh manusia.
Saat kami ingin pamit, Mustafa sempat menahan kami, 'Jangan buru-buru, santai saja. Habiskan minumannya dulu!' Rasanya mereka ingin berbincang lebih lama dengan kami di ruang latihannya itu. Di dalamnya ada studio rekaman milik DEBU. Kata Mujahidin, salah seorang personil yg berkalung tasbih, 'Kami latihan di ruangan ini, dan ada studio sendiri di dalam. Jadi tidak perlu sewa studio lagi. Jika ada mood kami langsung berkumpul ke studio kapanpun bahkan semalaman di sana'.
Ketika kami bertanya masalah harga, asistennya mengatakan Mustafa sendiri yang menentukannya. Dan ketika ditanya, Mustafa malah menjawab, 'Itu masalah gampang. Nanti dilihat dulu fasilitas apa yang disediakan di sana! Tenang saja kita ini keluarga!' Lagi-lagi jawabannya menyenangkan panitia (ehm).
Rasanya kalau tidak ada agenda lainnya kami betah berlama-lama di studio yang dikelilingi alat musik itu. Karena DEBU ada acara lain setelah pertemuan kami, dan kami meluncur ke Pondok Pesantren KH. Sya'roni, yang searah menuju Masjid Kubah Emas. Kami berpisah dengan rasa rindu ingin berjumpa lagi. Kita tunggu pada Acara Maulid di Jakarta nanti.
LQ, 26 Januari 2011.
Sumber : http://www.al-idrisiyyah.com/read/article/183/kunjungan-ke-debu
Labels:
External