Menjalin Silaturahim dan membina Ukhuwah Al-Islamiyyah
Written By Unknown on Selasa, 04 Januari 2011 | 11.08.00
Perjalanan ke Singapore merupakan perjalanan dalam rangka silaturahim untuk menjalin Ukhuwah al-Islamiyyah dengan tokoh agama yang ada di Singapore. Dengan adanya silaturahim ini maka kita akan saling mengenal dan menghormati satu sama lain.
Silaturahim yang dilakukan saat ini, hasilnya dapat dirasakan dalam beberapa tahun mendatang. Inilah dakwah jangka panjang al-Idrisiyyah. Jangan penah berpikir apa manfaatnya bersilaturahim dengan tokoh-tokoh agama ini tidak ada manfaatnya, tetapi tunggulah beberapa tahun mendatang Al-Idrisiyyah yang kita kenalkan ke tokoh agama yang dikunjungi akan menyebar ke umat islam lainnya dan akhirnya nama Al-Idrisiyyah menjadi lebih dikenal dikalangan umat islam, demikian kalimat yang terlontar oleh Syekh M. Fathurahman ketika melakukan perjalanan ke Singapore.
Tanggal 1 Januari 2010
Pemberangkatan Rombongan Syekh Akbar Muh. Fathurahman M.Ag semula direncanakan pada tanggal 1 Januari 2010 pada pukul 7.00 WIB, dikarenakan ada undangan acara di MNC TV beserta Ust. Arifin Ilham, maka keberangkatan rombongan dijadwalkan ulang menjadi pukul 09.00 WIB.
Setalah selesai acara di MNC TV maka rombongan langsung melanjutkan perjalanan ke Bandara Sukarno Hatta, Check in bandara seharusnya dilakukan pada pukul 08.00 WIB, tetapi karena ada kendala di perjalanan ke bandara menyebabkan keberangkatan harus dijadwal ulang menjadi 11.20 WIB. Setelah menunggu kurang lebih 3 jam dibandara, Alhamdulillah rombongan akhirnya bisa terbang tepat waktu dan sampai di bandara changi airport pada pukul 14.00 Waktu Singapore (terdapat perbedaan waktu satu jam antara jakarta dengan Singapore).
Setelah tiba di bandara Singapore ada beberapa peristiwa menarik yang terjadi. Identitas rombongan kami yang dikenal karena memakai libasut taqwa (pakaian takwa) menyebabkan security bandara menyapa kami semua dengan salam tanpa sungkan dan ragu.
· Beberapa orang dari kami tertahan di imigrasi Singapore, dengan alasan karena namanya dicurigai sehingga harus diinterview tentang tujuan / alasan kedatangan ke Singapore dan kapan keluar dari Singapore.
Setelah menunggu sekitar setengah jam akhirnya rombongan keluar dari bandara. Dan dijemput oleh jamaah Thariqat Ahmadiyah Idrisiyyah dan diantar ke tempat acara penikahan Sidi Harun (Khalifah Thariqat Ahmadiyyah Idrisiyyah di Singapore). Acara pernikahan dilakukan di tempat kediaman beliau di Blk 337, Sembawang Cresent.
Dalam acara pernikahan rombongan bertemu dengan jemaah ahmadiyyah idrisiyyah dari Malaysia. Dalam pertemuan ini terjadi perjumpaan yang hangat antar ikhwan al-idrisiyyah yang dari Indonesia, Singapore dan Malaysia.
Hal pertama yang dilihat dari Singapore adalah kerapihan dan tertatanya perkotaan dengan baik, sehingga begitu kerasan, nyaman dilihat, disini terlihat pembangunan dan pengembangan kota berencana, perumahan rakyat di Singapore lebih mirip dengan rumah susun di Indonesia tetapi kerapihannya jauh berbeda, terdapat fasilitas public di setiap perumahan itu, seperti tempat main anak, joging track, lapangan basket dan tempat olah raga lainnya. Karena kediaman Sidi Harun masih sibuk dengan acara pernikahan maka rombongan dibagi dua untuk peristirahatan malam itu. Rombongan yang pertama berada di kediaman Bpk Rusdy di daearah Yishun dan satu lagi di daerah woodland,
Tanggal 2 Januari 2010
Setelah beristirahat cukup pada malam, pagi harinya rombongan yang semula terpecah dua kembali dipersatukan di rumah Sidi Harun. Di sini Sidi Harun bercerita mengenai perkembangan Idrisiyyah di Singapore dan keadaan muslim di Singapore, ada beberapa point yang berbeda antara kehidupan muslim di indonesia dan Singapore:
· Minimnya mesjid di Singapore, karena komunitas muslim adalah minoritas, sehingga di beberapa perumahan muslim dibuat mushola.
· Tidak terdengarnya adzan keluar karena tidak diperbolehkannya suara bising (adzan) hal ini disebabkan adanya komplain dari beberapa warga Singapore yang terganggu, terutama adzan shubuh, yang menyebabkan semua waktu adzan tidak diperbolehkan. Untuk mengetahui waktu adzan adalah dengan mendengarkan informasi dari stasiun radio yang ada.
Dari beberapa perbedaan di atas, rombongan merasakan begitu nikmatnya kehidupan beribadah di Indonesia, Indahnya suara adzan setiap waktu, mudahnya sholat berjamaah di mesjid.
Di rumah Sidi Harun ini, beliau menceritakan banyak mengenai perjalanan Al-Idrisiyyah di Singapore. Setelah beristirahat beberapa saat di kediaman Sidi Harun, kemudian rombongan melanjutkan misi di hari ke-2 ini yaitu mencari jejak peninggalan Syekh Akbar Abdul Fatah, setelah mendiskusikan rute perjalanan hari ini, kemudian rombongan memulai perjalanan sekitar pukul 12.30 waktu Singapore.
Menuju Kedai Dr. Balqis
Dr. Balqis adalah cucu dari orang yang mewakafkan mushola kepada Syekh Akbar Abd. Fattah. Karena saat itu adalah hari Ahad maka kedai Dr. Balqis tutup, dan rombongan mencatat no telp. Dr. Balqis untuk menemuinya esok hari.
Pasar Gelang Serai
Berada di perkampungan Malaysia, pasar gelang serai adalah tempat mushola Syekh Akbar Abdul Fatah. Syekh Akbar Abdul Fattah singgah di Singapore sekitar tahun 1925 s/d 1929. Syekh Akbar Abdul Fattah singgah di Singapore karena setelah kehilangan perbekalan perjalanan menuju Mekah, di Singapore ini Syekh Akbar menanyakan mengenai tempat/wilayah kampung melayu di Singapore tsb. Syekh Muh. Fathurahman menerangkan kenapa Syekh Akbar Abdul Fattah menanyakan dan singgah di perkampungan melayu karena masalah bahasa yang dipilih, dengan bahasa yang bisa saling dimengerti maka beliau dapat dengan mudah berkomunikasi. Di sini Syekh Akbar mendapatkan wakaf mushola sebagai media dakwah.
Sungguh sayang tidak ada jejak Mushola Syekh Akbar sudah tidak ada di tempat ini, di tempat ini sudah menjadi pasar. Akhirnya rombongan makan siang didaerah ini karena di sini komplek muslim sehingga makanannya tidak diragukan lagi. Di sini rombongan memilih untuk memakan masakan India (mee mamah).
Habib Abbas As-Segaf
Setelah makan siang di gelang serai, rombongan melanjutkan pencarian sejarah ke rumah Habib Abbas yang berada di wilayah Marshal Road, Habib Abbas ini usianya sekitar 80 tahun, Di tempat ini kami menyakan tentang kebenaran sejarah bahwa Syekh Akbar Abdul Fattah apakah pernah pernah singgah di Singapore, dan ternyata Habib Hasan ini mengenal baik Syekh Akbar Abdul Fattah dan mengiyakan mengenai keberadaan mushola di gelang serai yang merupakan wakaf dari salah seorang penduduk di sana. serta menyatakan bahwa Dr. Balqis merupakan keturunan dari orang yang mewakafkan mushola tadi. Setelah rombongan berfoto bersama dengan Habib dan meminta do'a dari Habib, maka rombongan melanjutkan perjalanan.
Ziarah ke maqom Habib Noh Al-Habsyi
Maqam Habib Noh berada di mesjid H.M. Salleh yang berada di pusat bandar Singapore, menurut cerita dari jemaah Ahmadiyyah Idrisiyyah setempat bahwa konon maqam ini mau digusur oleh pemerintah Singapore, tetapi karena alat berat tidak bisa menghancurkan tempat ini maka pembongkaran maqom ini dibatalkan sehingga menyebabkan perubahan jalur jalan, yang semula jalan itu hendak dibuat lurus oleh pemerintah (dengan digusurnya maqam ini) kemudian dibuat melengkung jalan ini.
Di sini kami berziarah dan melaksanakan sholat Zhuhur dan Ashar (jama' taqdim). Setelah melakukan sholat maka rombongan melanjutkan perjalanannya untuk mengungkap sejarah perjalanan Syekh Akbar Abd. Fatah di Singapore.
Mesjid Ba'alwi, Habib Hasan bin Muhammad Al-Athas
Mesjid Ba'alwi berada di jalan Lewis Road. Di sini kami disambut oleh seorang bule dari Prancis yang bernama Lukman yang menghidmahkan dirinya di mesjid ini. Oleh saudara Lukman kami diantarkan menuju ruang pertemuan di depan mesjid dan beremu dengan Habib Hasan. Habib Hasan menceritakan tentang awal mula sufi dan thariqat serta perjalanan penyebaran Islam ke daerah Singapore dan Indonesia.
Di dalam ruang pertemuan ini terdapat beberada koleksi-koleksi beliau yang menunjukkan bahwa Habib ini mempunyai kemampuan untuk bergaul dengan berbagai lapisan masyarakat. Ada yang menarik dari sejarah pembangunan mesjid ini, mesjid ini turut diresmikan oleh Habib Ali Kwitang yang merupakan mertua dari Syekh Akbar Abd. Fattah.
Mesjid ini adalah salah satu mesjid di mana tanahnya bukan milik pemerintah. Seperti dimaklumi bahwa hampir semua tanah di Singapore adalah dimiliki oleh pemerintah dan rakyatnya hanya memiliki hak guna tanah dengan perjanjian sekian tahun.
Merlion Park
Setelah dari mesjid Ba'alwi, rombongan melanjutkan perjalanan menuju tempat simbol Singapore. Rombongan melakukan foto bersama di tempat ini, karena cuaca tidak medukung maka rombongan tidak bisa berlama-lama di tempat ini dan langsung melanjutkan perjalanan.
Makan Malam di Beach Road
Rombongan diantar menuju tempat makan malam yang berada di daerah Beach Road. Ada cerita yang terjadi oleh beberapa anggota rombongan, dikarenakan perjalanan yang panjang dan waktu yang lama serta tidak terbiasanya dengan makanan yang ada, sehingga beberapa orang tersebut mencari toilet. Dengan perasaan senang mereka menuju toilet di tempat makan tersebut, tetapi apa yang terjadi, setelah sampai di depan toilet ternyata seperti di indonesia di depan toilet terdapat kotak yang bertuliskan 10 cent. Karena mereka tidak memiliki uang Singapore sehingga membatalkan niat hajatnya. Ini merupakan sebuah pelajaran bahwa ketika melakukan perjalanan ke luar negeri harus memiliki mata uang dari negeri yang kita kunjungi.
Mesjid Sulthan
setelah melakukan makan malam, rombongan berkunjung ke mesjid terbesar di Singapore yaitu mesjid Sulthan. Meskipun mesjid ini adalah mesjid terbesar di Singapore tetapi tetap tidak boleh melantunkan adzan-nya keluar mesjid. Mesjid ini menjadi pusat pedidikan Islam di Singapore.
Rombongan melakukan sholat Magrib dan Isya di jamak di mesjid ini. Dengan semangat saling menghormati dan ukhuwah al-islamiah maka rombongan mengikuti wirid bersama yang dipimpin oleh imam mesjid tersebut setelah sholat fardu Maghrib. Setelah melakukan wirid beberapa orang dimesjid itu melakukan mushofahah dengan diiringi sholawat terhadap nabi. Syekh Akbar dan rombongan langsung bergerak mengikuti untuk bermushofahah dengan imam mesjid dan beberapa jemaah mesjid.
Setelah bersalaman kami melakukan dialog dengan imam mesjid yang ternyata adalah orang Kendal Jawa Tengah, Indonesia yang bernama Ahmad Zaelani.
Kembali ke kediaman Sidi Haron
Setelah melakukan perjalanan panjang yang cukup melelahkan akhirnya rombongan kembali ke kediaman Sidi Harun. Sebelum beristirahat malam Sidi Harun memberikan sedikit ilmunya mengenai pijat memijat. Akhirnya perjalanan hari itu ditutup dengan istirahat malam.
Tanggal 3 Januari 2010
Terjadi dialog dipagi hari ketika sarapan pagi mengenai kehidupan muslimin di mana terjadi beberapa konflik antara orang thoriqat dengan orang wahabi. Dan begitu ketatnya kehidupan beragama, sehingga naskah khutbah jum'at saja itu dikeluarkan oleh pemerintah atau minimal teks sendiri dengan persetujuan dari pihak pemerintah. Setiap terjadi kuliah di mesjid atau setiap Jum'at pasti ada seorang intelejen yang mengikuti kegiatan tersebut.
Rombongan bertolak dari kediaman Sidi Haron sekitar pukul 10.00 waktu Singapore. Sebelum menuju bandara untuk keberangkatan pukul 16:10 kami berangkat ke tempat pembelian souvenir di Singapore yaitu daerah Mustofa Center. Kami menghabiskan waktu sekitar 2 jam di tempat ini yang selanjutnya melanjutkan perjalanan ke bandara. Sebelum ke bandara rombongan melakukan sholat di mesjid siglap di daerah dekat bandara changli, setelah melakukan sholat rombongan langsung menuju bandara dan melakukan perjalanan ke Jakarta Indonesia.
UFH
Sumber : http://www.al-idrisiyyah.com/read/article/177/menjalin-silaturahim-dan-membina-ukhuwah-al-islamiyyah
Labels:
External