Safari Dakwah Jateng-Jatim
Written By Unknown on Senin, 07 Mei 2012 | 08.39.00
Rangkaian perjalanan Dakwah Mursyid Al-Idrisiyyah kali ini meliputi Yogya – Magelang – Malang. Berangkat jam 3 pg dari Tasikmalaya, rombongan tiba di Yogya sekitar Zhuhur. Kami melaksanakan sholat Jama’ Zhuhur dan Ashar di lokasi Pantai Baron, daerah Wisata kebanggaan Gunung Kidul. Kami menikmati indahnya Kebesaran Allah berupa pemandangan pantai diiringi suara deburan ombak. Tidak ada suara yang jelas terdengar, hanya gemuruh air laut pantai selatan yang tiada henti.
Pengajian di Yogya tidak diadakan di daerah zawiyyah yang biasa dilakukan, tetapi di wilayah Gading, sekitar 15 km perjalanan. Mengingat baru sekali diadakan, acara dikhususkan untuk ta’aruf antara Pengurus Al-Idrisiyyah dengan Pengurus Masjid Darul Ilmi. Acara dihadiri masyarakat dan perangkat desa di sekitar masjid. Pada masa Syekh M. Daud Dahlan, masjid ini belum berdiri. Saat itu seorang tokoh masyarakat Gading meminta doa agar bisa berdiri sebuah masjid di daerahnya, supaya bisa menghidupkan masyarakat setempat dengan alunan dzikir yang dapat membawa kepada kedamaian dan ketenangan jiwa. Alhamdulillah, rupanya doa tersebut dikabulkan. Bukti telah kami lihat bersama-sama.
Pengajian di daerah Gading biasanya dimulai sekitar jam 9 malam. Oleh karenanya kami sempat kaget saat tiba di Masjid, baru ada 7 orang di sana. Akhirnya acara dimulai jam 8, dan orang demi orang berdatangan ke masjid baik laki-laki maupun perempuan.
Dalam taushiyahnya Mursyid Al-Idrisiyyah mengingatkan kembali kebersamaan dalam jalinan Ukhuwah Islamiyyah. Sebab saat ini umat Islam dilanda perpecahan dan perselisihan yang mengakibatkan banyak kelompok melakukan tindakan sendiri atas nama Islam. Akhirnya Islam menjadi phobia (hal yang menakutkan) bagi masyarakat dunia, bukan menjadi rahmat.
Di akhir acara kami dijamu oleh Bapak Hartono, pengurus Masjid Darul Ilmi. Ibunda Pak Hartono menghampiri Syekh M. Fathurahman. Beliau menyatakan pernah bertemu dengan Syekh M. Daud Dahlan dalam suatu pengajian di Gunung Kidul. Saat itu ia sedang sakit payah dan meminta do’a agar diberikan kesembuhan. Dan saat ini ia merasa bersyukur karena bisa berjalan kembali, dan bahagia bisa bertemu dengan rombongan jama’ah Al-Idrisiyyah kembali di kediamannya.
Menurut Pengurus Masjid dan Majelis Tombo Ati di sana, ke depan jadwal pengajian di Yogya (di masjid Nurul Ilmi) mesti dipersiapkan dengan matang, karena dengan moment pengajian malam itu terasa sangatlah mendesak persiapannya. Mereka berniat apabila Syekh dan rombongan datang lagi dengan persiapan yang baik, Insya Allah jama’ah yang hadir dalam acara pengajian akan lebih banyak yang hadir. Mereka akan mengundang pengurus Masjid dan masyarakat yang ada di sekitar Gading untuk meramaikan pengajian tersebut.
Selesai acara, kami bertolak ke Magelang. Lokasi pengajian dipusatkan di aula penginapan Pondok Tingal yang berada tidak jauh dari lokasi wisata Borobudur. Kami tiba sekitar jam 2 malam. Esoknya Syekh M. Fathurahman mengisi Khutbah di daerah Karang Gading, Masjid Fatkhul Jannah. Pengurus Masjid kebetulan adalah jama’ah Al-Idrisiyyah yang sudah berbaur dengan kegiatan masyarakat setempat, sampai-sampai ia dibuatkan sebuah rumah dekat masjid. Materi khutbah Beliau adalah 4 hak Allah atas hamba. Selesai acara kami kembali ke penginapan untuk persiapan acara nanti malam.
Sesudah maghrib sudah banyak orang berdatangan, termasuk Ust. Budi yang merupakan pimpinan Majelis Syifa Qalbu. Ustadz Budi menggunakan kursi roda sejak kecelakaan yang menimpanya sekitar 9 bulan yang lalu. Ust. Budi diantar oleh keluarganya menuju kamar Syekh menginap, dan di sana keduanya berinteraksi khusus.
Sekitar jam 8 malam ruangan Aula Saraswati yang penuh dengan ukiran dan ornamen jati tradisionil ini mulai dipadati orang. Acara dimulai dengan pembacaan Kalam Ilahi dan sambutan dari Ust. Budi. Pada pengajian sebelumnya, di hadapan Syekh M. Fathurahman Ust. Budi mengajak jama’ahnya untuk bergabung dengan Al-Idrisiyyah. Maka, ketika taushiyah dan dzikir muhasabah dikumandangkan, jama’ah dengan mudah mengikuti dan hanyut dalam kekhusyu’an. Jam 11 malam acara selesai. Kami bergegas ke penginapan untuk melanjutkan perjalanan ke Malang.
Jam 10 pagi kami sudah tiba di kediaman Pak Yayat, seorang wirausahawan bakso yang telah merantau ke Malang sejak Presiden SBY manggung. Perkembangan usahanya bertambah maju ditandai dengan dibelinya tanah sebelah rumah untuk tempat usahanya. Kalau dahulu usahanya berada di lantai satu rumahnya, sekarang rumahnya terpisah dengan tempat usahanya tersebut.
Selain Pak Yayat, ada pula beberapa jama’ah yang tersebar di beberapa wilayah Malang, seperti di Waja. Mereka semua menyambut gembira kedatangan Syekh yang dirasa jarang (langka) ke tempat mereka.
Acara pengajian berlangsung ba’da Isya, jadi ada beberapa jam bagi kami untuk istirahat setelah 10 jam perjalanan kami lalui. Masjid Al-Ikhlas sebagai tempat acara berada berada di sebelah rumah Pak Yayat. Dengan menara yang cukup besar tapi tidak terlalu tinggi, masjid ini memiliki lahan yang cukup luas, dilengkapi dengan gedung serba guna di sebelahnya. Jika masuk ke dalam masjid dan menengok ke atas, di kubahnya tertulis Nahdhiyyin, yang menandakan bahwa jama’ah masjid di sini kebanyakan termasuk orang NU.
Acara diawali dengan penampilan hadhrah yang dibawakan oleh anak remaja Masjid. Saat lantunan Yaa Nabii Salaam ‘Alayka dibaca, kami bersama Syekh memasuki ruangan masjid. Setelah rangkaian Simtud Durar selesai dibacakan, barulah acara dimulai.
Dalam ceramahnya Syekh M. Fathurahman menekankan pentingnya mengisi umur kita dengan ibadah untuk bekal di kehidupan yang abadi. Beliau menyitir sebuah hadits bahwa yang paling disenangi atau dibanggakan oleh Beliau Saw adalah anak muda yang teguh keimanannya, dan yang paling dimurkai adalah orang yang sudah tua tapi kelakuannya seperti anak muda (misalnya masih suka nongkrong, dan lain-lain). Ceramah yang diselingi dengan dialog interaktif ini membuat semua yang hadir tidak bergeming dari tempat duduknya. Semuanya mendengarkan serius dari awal hingga akhir ceramah.
Selesai acara jam 22.30 WIB, kami langsung bersiap untuk pamit kembali ke Tasikmalaya. Alhamdulillah, jam 3 siang kami bersama rombongan tiba dengan selamat.
Lq, 7 Mei 2012
Sumber : http://www.al-idrisiyyah.com/read/article/308/safari-dakwah-jateng-jatim
Labels:
External