Di Balik Perjalanan Dakwah ke Hongkong (20-23 Mei 2012)
Written By Unknown on Jumat, 25 Mei 2012 | 08.41.00
Berikut ini adalah informasi kegiatan dakwah di Hongkong selama 4 hari (Sabtu sampai Selasa sore) yang diurai Syekh M. Fathurahman pada pengajian malam Jum’at pasca Kunjungan ke Hongkong beberapa hari yang lalu. Kunjungan dakwah ini merupakan kunjungan yang keempat kalinya, kali ini bekerja sama dengan organisasi Kartini Young.
Alhamdulillah Al-Idrisiyyah cukup dikenal di sana khususnya di Masjid Tsim Sha Tsui, yang terletak di jantung kota Hongkong. Masjid terbesar di Hongkong ini menampung jama’ah yang banyak. Berbagai kegiatan yang diisi oleh Al-Idrisiyyah semakin direspon positif. Lebih dari 1000 jama’ah yang hadir.
Peserta sudah bersiap-siap sejak masjid dibuka jam 8, jam 9 dimulai pengajian dan ditutup jam 4 sore. Hingga acara selesai terjadi tawar menawar oleh pihak panitia dengan pengurus agar waktu ditambah. Namun pengurus masjid tidak memberikan izin karena waktu sudah habis.
Karena kegiatan besar itu memakan biaya yang tidak sedikit, maka pihak panitia mengenai peserta yang hadir dengan biaya infaq 50-60 dolar (sesuai dengan ungkapan Ingin mengaji perlu ongkos) untuk sekali pengajian. Dananya bukan untuk pribadi atau panitia atau Idrisiyyah, tapi untuk dakwah Islamiyyah, termasuk dana untuk menyantuni fakir miskin, dhu’afa dan lainnya.
Banyak yang mengucapkan terima kasih karena bimbingan yang ada kitab wirid tersebut. Ungkapan terima kasihnya diiringi dengan tangisan mengharukan karena bimbingannya begitu dirasakan. Ada yang menangis karena dimimpikan kondisi pesantren, padahal belum pernah berkunjung ke sana. Dalam mimpinya ia melihat Pesantren Al-Idrisiyyah begitu besar, dan yang datang ribuan orang dari berbagai penjuru dunia dengan berbagai kendaraan. Ia merasakan karunia dari Allah SWT berupa hati yang khusyu’ dan bersih.
Syekh M. Fathurahman menegaskan,
‘Jika kita menjalankan agama tanpa hati yang khusyu’ dengan belajar membersihkan hati, maka hampalah ibadahnya, terasa hampa ngajinya, makna agung ibadah menjadi kecil dan sempit. Sebab kesempurnaan agama itu bukan hanya terbatas hanya dipikirkan oleh akal, tapi dicicipi atau dirasakan oleh segenap jiwa, hati dan ruhani kita. Barulah kita akan rasakan sempurna ajaran agama Allah.
Petunjuk dakwah yang disampaikan hanya akan dirasakan oleh hati yang senantiasa dibersihkan. Petunjuk Allah akan terabaikan kalau hatinya kotor. Contohnya dakwah Nabi Musa As yang dibantu oleh Nabi Harun As berdakwah kepada penguasa yang diktator, congkak, penguasa zhalim, yaitu Fir’aun la’natullah. Firman Allah SWT:
فَقُلْ هَل لَّكَ إِلَىٰ أَن تَزَكَّىٰ [٧٩:١٨]
dan katakanlah (kepada Fir'aun): "Adakah keinginan bagimu untuk membersihkan diri (dari egoisme [keakuan], merasa dirinya sebagai Tuhan, tidak tunduk kepada Allah, Tuhan yang sebenarnya)".
وَأَهْدِيَكَ إِلَىٰ رَبِّكَ فَتَخْشَىٰ [٧٩:١٩]
(Jika engkau sudi membersihkan diri dari kotoran-kotoran batin, penyakit-penyakit kemanusiaan) kamu akan kupimpin ke jalan Tuhanmu, maka kamu akan takut (tunduk) kepada-Nya" (Q.S. An-Nazi’at: 18-19)
Baru selesai kegiatan kemarin, saudara-saudara muslim di Hongkong sudah menunggu-nunggu jadwal kedatangan Syekh di bulan Desember mendatang agar bisa berdzikir dan bermuhasabah lagi. Bahkan tahun 2013 sudah mereka jadwalkan. Demikianlah gambaran antusiasme yang tinggi saudara-saudara kita di Hongkong dalam menimba ilmu keislaman.
Ada lagi yang berkonsultasi baik secara umum maupun khusus lewat tips bimbingan atau do’a-do’a, mereka datang kembali dalam acara tersebut (setelah pengajian tahun lalu) dan menyampaikan bahwa keinginan atau do’a mereka dikabulkan. Problematika mereka yang melilit Allah buka talinya. Masalah mereka diberikan solusi yang tepat (makhroja) dari sisi yang Allah kehendaki, Alhamdulillah.
Syekh M. Fathurahman menegaskan,
Agama Islam tidak hanya menawarkan janji akhirat dengan syurga-Nya tapi Agama ini dihadirkan oleh Allah juga menawarkan bagi manusia untuk menjawab tantangan (persoalan) kehidupannya, selama ada keinginan, kepercayaan, dan membersihkan diri, maka dijamin oleh Allah akan diberikan jalan keluar.
Jika kita memikirkan keselamatan diri, istri, anak, kerabat, rasanya tidak mungkin kita sanggup. Tapi jika menyandarkan diri kepada-Nya, mengikuti petunjuk (jalan) Allah yang lurus, maka bagi Allah adalah mudah. Inilah pentingnya kita bersandar kepada Agama Allah.
Berbagai urusan kita akan diatur oleh Allah. Bukan berarti diam! Tetapi terus meningkatkan nilai ketaqwaan, keahlian, kemampuan, penjagaan dan pengaturan diri dalam berbagai urusan. Kalau dalam hidup ini segala urusannya sudah diatur, ditata, di-setting oleh Allah maka kita akan merasa nikmat dalam menjalankan kehidupan ini. Sehingga begitu terasa dekatnya bimbingan Allah, terasa nikmat menjalankan agama Allah SWT. Inilah janji Allah yang disebutkan dalam Al-Quran:
مَّن كَانَ يُرِيدُ ثَوَابَ الدُّنْيَا فَعِندَ اللَّهِ ثَوَابُ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَكَانَ اللَّهُ سَمِيعًا بَصِيرًا ﴿النساء: ١٣٤﴾
Barangsiapa yang menghendaki pahala di dunia saja (maka ia merugi), karena di sisi Allah ada pahala dunia dan akhirat. Dan Allah Mendengar lagi Melihat. (Q.S. An-Nisa: 134)
Ada salah seorang anggota lembaga yang membidangi anti diskriminasi pernah berkata, ‘Jika datang lagi Syekh Idrisiyyah ke Hongkong, tolong undang kami! Kami ingin mengaji dari awal waktu’. Saat mereka datang, mereka pun sekaligus menyampaikan program-program mereka. Di antara tugas mereka adalah menerima keluhan pekerja Indonesia di sana yang mengalami tindak diskriminasi, atau tekanan hak-hak mereka sebagai pekerja. Pekerja yang dihalangi untuk mengenakan kerudung (jilbab) atau tidak boleh sholat oleh majikannya bisa mengadu kepada lembaga yang mereka tangani ini. Mereka yang mengalami pelayanan yang berbeda dalam hak menjalankan agama bisa meminta perlindungan kepada lembaga ini.
Menurut pengakuan orang yang berasal dari Pakistan ini, belum pernah melihat seorang Ulama, Imam, seperti yang ia lihat pada sosok Syekh M. Fathurahman. Karena ia melihat cahaya terus menerus (konsisten) dari awal ceramah hingga akhir. Ia tidak bisa berpaling dari cahaya tersebut, sehingga ia tatap terus hingga akhir pengajian. Ia tetap setia mengikuti pengajian hingga akhir meski ceramahnya dengan bahasa Indonesia. Kejadian itu berlanjut hingga pada saat jeda acara akan siang. Maka bertambah hormat ia kepada Syekh setelah ia diberikan kenikmatan seperti itu. Kalau pada pertemuan pengajian tahun lalu ia hanya menangkap melalui akal pikirannya, sedangkan saat ini ia merasakan bimbingan melalui batinnya.
Dahulu pernah ia ungkapkan bahwa biasanya seorang ulama yang berpenampilan seperti Syekh adalah jenis ulama ortodok (tradisional) yang pemikirannya tidak modern. Ia menangkap apa yang disampaikan Syekh waktu itu begitu rasional dan realistis. Akan tetapi pada waktu pengajian kemarin, ia dibukakan mata batinnya atas izin Allah meliahat cahaya Allah. Yahdillaahu linuurihii may yasyaa’. Allah memberikan petunjuk lewat Cahaya-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. (Q.S. An-Nur: 35)
Sekian petikan oleh-oleh perjalanan dakwah Syekh M. Fathurahman ke Hongkong. Semoga banyak manfaat yang bisa dipetik.
Lq, 24 Mei ‘12
Sumber : http://www.al-idrisiyyah.com/read/article/309/di-balik-perjalanan-dakwah-ke-hongkong-20-23-mei-2012
Labels:
Dakwah Di Hongkong,
External