Sabtu, 7 September 2013
KUNJUNGAN MURSYID SANUSIYYAH DARI MALAYSIA
Kunjungan Syekh M. Fuad Kamaluddin-a, 5-6 Sept. 2013
Kehadiran Mursyid Tariqat Sanusiyyah di majelis taklim & dzikir
Malam Jum’at (5/9), jama’ah pengajian malam Jum’at di Tasikmalaya dibuat surprise dengan kedatangan seorang Ulama terkenal dari Negeri Sembilan, Malaysia. Dato Syekh M. Fuad Kamaluddin As-Sanusi al-Maliki datang bersama beberapa jama’ahnya di majelis ilmu dan dzikir di saat Syekh M. Fathurahman hendak menyampaikan ceramahnya.
Melalui travel wisatanya, Sofa, rombongan tiba di pesantren agak terlambat dari yang direncanakan karena ada beberapa kendala teknis di bandara Bandung. Meski kedatangan Syekh M. Fuad terkesan mendadak, namun kehadirannya di tengah jama’ah Idrisiyyah di Indonesia menambah suasana menjadi lebih meriah dan menarik dari biasanya.
Dalam uraiannya Mursyid Sanusiyyah yang masih berusia 39 tahun itu banyak menceritakan beberapa ajaran Muassis (pendiri) Sanusiyyah, yakni Syekh Muhammad bin Ali as-Sanusi yang penting diamalkan dan dipelihara oleh murid-muridnya hingga kini. Beliau menyatakan kegembiraan bisa menjumpai Tarekat yang memiliki Pondok Pesantren. Apalagi setelah disampaikan bahwa kota Tasikmalaya dikenal dengan kota seribu pesantren (kota santri), dan pondok pesantren yang berlokasi di sisi jalan utama di Tasikmalaya (seperti Al-Idrisiyyah ini) adalah langka sekali.
Berdasarkan hitungan dan perjalanan sejarah hingga saat ini, Tariqat yang dibawa oleh Syekh M. Fuad Kamaluddin adalah satu-satunya Tariqat Sanusiyyah yang berkembang di Malaysia (sedangkan selainnya, Tariqat Idrisiyyah bersilsilah kepada Syekh Ibrahim Ar-Rasyid atau yang lain). Adapun Al-Idrisiyyah di Indonesia sejak tahun 1932 hingga saat ini, merupakan satu-satunya Tarekat yang masih eksis membawa ajaran yang bersilsilah kepada Syekh Ahmad Syarif Sanusi ini.
Dalam perjumpaan tamu di kediaman rumah Syekh Fathurahman, Mursyid Al-Idrisiyyah menyampaikan bahwa kondisi umat yang sedang terpuruk secara global saat ini disebabkan oleh jauhnya umat nilai ajaran Tasawuf, karena pokok (sumber) masalah krisis umat saat ini dan kapanpun adalah masalah krisis mentalitas & moralitas. Dan tasawuf lah yang dapat mengatasi problem tersebut sebab tasawuf (yang berasal dari ajaran Ihsan) membenahi masalah hati manusia.
Banyak kelompok-kelompok umat Islam yang menuding dan menjatuhkan kelompok lainnya lantaran mereka lupa memperbaiki dirinya sendiri. Umat banyak terjebak dalam masalah metode (manhaj) kelompoknya, bukan fokus kepada tujuan, yakni Islam itu sendiri. Umat saat ini teramat penting menjaga nilai persaudaraan dengan menghilangkan sekat-sekat perbedaan manhaj karena persatuan akan menghimpun potensi umat sebagai power (kekuatan), demikian tutur Syekh M. Fathurahman.
Syekh M. Fuad Kamaluddin dari Rembaw adalah Ulama yang produktif menulis. Tidak kurang dari 150 buku/kitab telah beliau karang dan diterbitkan oleh lembaga yang beliau pimpin, yakni Yayasan Sofa. Tidak sedikit kitab-kitab Sanusiyyah dalam bentuk makhtuthat (manuskrip) dicetak kembali oleh Beliau. Bahkan ada sebuah tulisan tangan Syekh Ahmad Syarif sebanyak 1000 halaman lebih sedang beliau garap untuk diterbitkan. Dengan rasa bahagia, Syekh M. Fathurahman menerima sebagian besar buku/kitab karangan beliau tersebut dari Fadhilatusy Syekh Fuad.
Syekh M. Fuad Kamaludin pada kesempatan kunjungan tersebut juga mengundang Syekh M. Fathurahman untuk datang ke Negeri Sembilan menghadiri acara Haul Syekh Ahmad Syarif Sanusi (bulan Dzulqa’dah), di mana Tariqat Sanusiyyah yang berkembang di Malaysia ini memiliki sanad silsilah yang sama dengan Tarekat Idrisiyyah di Indonesia (yakni sampai kepada Syekh Ahmad Syarif). Insya Allah, cucu Syekh Ahmad Syarif akan datang pada acara akbar tersebut.
Setelah mengunjungi di kediaman Syekh di pagi hari, rombongan tamu pamit untuk melanjutkan beberapa acara. (lq,7/9)
Sumber : http://www.al-idrisiyyah.com/read/article/432/kunjungan-mursyid-sanusiyyah-dari-malaysia
