Minggu, 2 Agustus 2015
Halal bi Halal 1436 H
4 Amalan hati yang dicontohkan para nabiyallah A.S
Uswatun hasanah
Syekh mengisahkan contoh dari para Nabi
al-idrisiyyah.com, Batutulis – Kerinduan para jamaah tarekat Al Idrisiyyah untuk saling berjumpa dan bersilaturahim di antara mereka pasca hari raya idul Fitri 1436 H begitu besar, terlebih lagi terhadap guru mursyid mereka sebagai guru dan pembimbing ibadahnya. Maka usai diselenggarakannya Halal bi halal minggu yang lalu (26/7) di Tasikmalaya, kini giliran jamaah Jabodetabek-banten-cikampek yang berhalal bi halal bersama Syekh Muhammad Fathurahman, M.Ag pada hari Ahad 2 agustus 2015 bertepatan dengan 17 Syawal 1436 H.
kegiatan dipusatkan di cabang utama tarekat Al Idrisiyyah yang berlokasi di mesjid Al Fattah di Jl. Batutulis XIV no.5 , kel. Kebon kelapa, kec. Gambir, Jakarta Pusat. Tingginya keinginan jamaah untuk hadir di lokasi tersebut memaksa panitia menutup jalan dimana mesjid Al Fattah berlokasi, bahkan jalan utama (Juanda) yang tepat berada di belakang istana negara itu harus ditutup pula serta menghimbau pengendara yang akan melewati jalan itu untuk berputar melalui jalan lain (jl. Pecenongan).
Sejak pagi jamaah dari berbagai wilayah seputar Jakarta secara berangsur memenuhi mesjid dan jalan Batutulis, sekitar 800-an jamaah menghadiri acara tersebut plus 70-an listeners (pendengar) yang tercatat di operator radio streaming pun mengikuti dari berbagai wilayah di Indonesia, waktu dihidupkan dengan iringan sholawat dari grup marawis Aswatul Qirom membuat jamaah larut dalam kerinduan akan sosok Rosulullah SAW dalam membimbing hidup, hingga MC membuka acara.
Pada halal bi halal kali ini hadir pula anggota DPD RI dari wilayah Jakarta Bpk. Azis Kafia dan memberikan sekilas sambutan, Ia menyampaikan kerinduannya untuk bertemu dengan Syekh Fathurahman pagi itu dan menyempatkan berhalal bi halal dengan jamaah yang hadir sebelum siang harinya menemui konstituennya (pemilih) sebagai tugasnya selaku anggota DPD (Dewan Perwakilan Daerah), ia pun berharap mendapatkan keberkahan dalam hidupnya, mampu menjaga amanah yang di pikulnya atas do’a Syekh dan para jamaah. Usai memberi sambutan iapun pamit untuk melaksanakan tugasnya.
Syekh Muhammad Fathurahman dalam tausiyahnya menguraikan 4 amalan hati yang dapat dijadikan tolak ukur bagi orang-orang yang beriman, karena 4 amalan tersebut telah Allah karuniakan kepada para Nabi dan RosulNya sebagai uswatun hasanah (contoh yang baik). Lebih detil Beliau menyebutkan bahwa amalan hati itu adalah :
1. Sabar, perilaku sabar telah ditunjukan oleh nabi Ayub dalam kisah hidupnya, dan sebagai orang yang mengimaninya, patut kita mencontoh nabi Ayub alaihis salam.
2. Syukur, dan Nabi Sulaiman alaihis salam adalah sosok yang pandai bersyukur kepada Allah SWT.
3. Tawakkal, figur yang dijadikan uswah (contoh) adalah nabiyallah Ibrahim alaihis salam, dalam kisahnya dapat dipetik hikmah sikap tawakkalnya.
4. Zuhud, yang berarti menghindari ekses negatif (dampak buruk) dari tipuan kehidupan dunia.
2. Syukur, dan Nabi Sulaiman alaihis salam adalah sosok yang pandai bersyukur kepada Allah SWT.
3. Tawakkal, figur yang dijadikan uswah (contoh) adalah nabiyallah Ibrahim alaihis salam, dalam kisahnya dapat dipetik hikmah sikap tawakkalnya.
4. Zuhud, yang berarti menghindari ekses negatif (dampak buruk) dari tipuan kehidupan dunia.
Menurut Syekh Fathurahman ketaqwaan kepada Allah dapat di capai dengan menggabungkan amalan Dzohir (Fiqih syariah) dan amalan bathin (tasawwuf), keduanya mutlak harus di fahami dan di amalkan secara beriringan.
Berbeda dengan amalan dzohir yang terdapat batasan waktu dan tempat, maka amalan bathin sangat luas dan dalam bahkan tanpa batas sehingga bisa berkembang terus sebagaimana yang telah dialami oleh para nabi terdahulu.
Menutup tausiyahnya, Syekh mengajak jamaah yang hadir dan tidak hadir yang juga turut serta menyimak melalui Radio Online Al Idrisiyyah untuk bermuhasabah mengingat-ingat kesalahan diri dan bertaubat kepada Allah serta berdzikir mengagungkan asmaNya, ratusan jamaah tampak larut dalam tangis dan harap akan ampunanNya, memohon disucikan kembali ruhani mereka seperti bayi yang baru lahir. Semoga kita terampuni karena Rahmat Allah. (rz/foto by yd)
Sumber : http://www.al-idrisiyyah.com/read/article/545/4-amalan-hati-yang-dicontohkan-para-nabiyallah-as
