al-idrisiyyah.com, Sukamaju – Sore itu Jum’at 24 Muharam 1437 H (8/11) air hujan rintik turut menyambut kehadiran Syekh Muhammad Fathurahman, M.Ag, Guru Mursyid Tarekat Al-Idrisiyyah di salah satu lokasi zawiyah di Bogor, tepatnya di kampung Menan desa Sukamaju kecamatan Jonggol Kabupaten Bogor. Tak selang lama dari kedatangan Tokoh Sufi Indonesia itu, tiba pula murid-muridnya yang datang dari berbagai zawiyah lainnya seperti Bandung, Jakarta, Tangerang, Ciledug, Cariu, Cibubur bahkan dari Tasikmalaya menggunakan kendaraan roda empat dan roda dua.
Kehadiran sosok Guru di setiap Majelis Ilmu dan Dzikir ibarat pusaran magnet bagi para muridnya, tidak terkecuali saat diadakannya Tabligh Akbar di wilayah Jonggol tersebut, para murid yang berkemampuan waktu dan tenaga berduyun-duyun datang menghadirinya. Bahkan lebih dari itu, permintaan siaran tausiyah secara langsung melalui teknologi streaming dari para murid yang jauh atau yang tidak dapat menghadiri saat itu cukup tinggi, sehingga tampak pula tim penyiaran bersiap melakukan broadcast TV dan radio streaming. [baca juga : Teknologi membantu manusia dalam beribadah]
Sebelum Tabligh Akbar dimulai, jamaah yang tiba lebih awal melaksanakan shalat maghrib berjamaah di mushola dekat lokasi acara dan diimami langsung oleh sang Guru, kemudian dilanjutkan dengan dzikir berjamaah secara zahar (suara dikeraskan) , kalimat toyyibah menggema di lokasi rintisan pesantren al Fathiyyah pimpinan Ustadz Sofyan Sauri itu. Dan saat dzikir itulah turun hujan cukup deras meskipun tidak lama selang lama reda kembali, seolah ingin ikut menghidupkan suasana dzikrullah tersebut .
Menurut penuturan warga , turunnya hujan itu sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat dan untuk kali pertamanya turun di wilayah itu sejak musim kemarau melanda 9 bulan lalu dan jamaah mengucap hamdalah di penghujung dzikir itu.
Ba’da Isya lantunan shalawat dikumandangkan mengawali acara Tabligh , bersamaan dengan itu ratusan jamaah/warga sekitar dan tamu undangan tiba di lokasi acara, tampak hadir para Ulama, perwakilan dari Kepolisian RI, TNI , Muspika dan Kepala Desa Sukamaju yang duduk tepat di depan panggung mimbar. Semua turut berdiri saat diminta bershalawat atas Nabi Muhammad Sallalahu alaihi wasallam. Acara dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Quran, sambutan-sambutan, lalu kemudian tausiyah yang disampaikan oleh Syekh Muhammad Fathurahman, M.Ag.
Dalam tausiyahnya, Mursyid muda berusia 41 tahun itu memaparkan pentingnya selalu bersyukur dan berdzikir kepada Allah, karena meskipun manusia ingin menghitung nikmat-nikmat Allah yang diterimanya maka tak ada satupun yang akan mampu menghitungnya saking banyaknya, dijelaskan pula hikmah-hikmah yang terkandung dari penetapan 1 Muharam 14 abad yang lalu sebagai tahun baru bagi umat islam oleh para sahabat Nabi SAW terdahulu, mengenang perjuangan Islam dimasa lalu dan memberikan gambaran dalam melanjutkan perjuangan Rosulullah SAW dan para sahabat di masa sekarang. [simak rekaman tausiyah selengkapnya klik DISINI].
Di penghujung tausiyahnya, Pimpinan ponpes Al-Idrisiyyah Tasikmalaya itu mengajak para hadirin untuk bermuhasabah diri, beristighfar dan berdzikir, mengucapkan wirid kalimat dzikir Laailaahaillallah bersama-sama yang dipimpin langsung olehnya hingga ditutup dengan do’a.
Usai acara, kontributor al-idrisiyyah.com sempat mewawancarai penyelenggara sekaligus pimpinan pesantren Al Fathiyyah Jonggol, Ustadz Sufyan Sauri. Ia menyampaikan maksud dan tujuan di selenggarakannya tabligh akbar, yaitu untuk membangun mental masyarakat, memberikan kesadaran diri untuk menyembah Dzat yang layak di sembah yaitu Allah Subhanahu wata’ala, selain itu pula tujuan lainnya adalah untuk menyatukan umat , “ saya berharap dari tabligh ini dapat menyatukan para ulama, bahwa agama islam ini milik bersama dan secara kompak bersama dengan anugerah ilmu yang diberikan Allah mengajak umat dan membimbingnya beribadah kepada Allah”.
Masih menurutnya lagi, kedepan ia berencana membangun divisi dakwah dan lembaga pendidikan dengan menggunakan lahan yang ada untuk mewujudkan harapan dan tujuannya itu. Ia mengundang aparatur pemerintah dan penegak hukum agar pula dapat kompak mendukung harapan semua untuk bersatu dalam lindungan Allah, khususnya di wilayah Sukamaju Jonggol.
Maka dengan hikmah dan dampak positif dari tabligh akbar dan bersatunya para ulama dalam membimbing umat, ketika masyarakat disebutkan nama Jonggol bukan lagi menyahutnya dengan kata 'Wakwaw' tapi berganti menjadi ' Laailaaha illallah'. Semoga. (rz, Fhoto by als)
Sumber: http://www.al-idrisiyyah.com/read/article/571/zawiyyah-jonggol-menyelenggarakan-tabligh-akbar