al-idrisiyyah.com, Tasikmalaya - Cahaya Hati merupakan salah satu program unggulan di Radar Tasikmalaya TV, rutinitas pengajian di studio Radar Tasikmalaya TV disetiap Malam Jumat Minggu ke-3 pun berjalan sebagaimana biasanya, Mursyid Tarekat Al-Idrisiyyah yang menjadi Nara Sumber.
Studio Radar Tasikmalaya TV terlihat sesak dipenuhi oleh Jamaah yang ingin menyaksikan secara langsung program acara Cahaya Hati - Kamis (17/12), tak ketinggalan juga para pendengar Radio Al-Idrisiyyah Streaming yang setia mendengarkan setiap Kajian Keislaman yang disampaikan oleh Syekh Muhammad Fathurahman, M.Ag.
Acara tersebut dipandu oleh 2 Host keren yakni Hilmi Pramudya dan Kang Asep. Materi yang dibawakan oleh Mursyid Tarekat Al-Idrisiyyah pada kesempatan tersebut bertemakan Cahaya Ilahi.
Diawal acara Kang Asep menganalogikan Cahaya ilahi itu seperti Cahaya Lampu yang ada di Studio, dengan cahaya lampu tersebut segala sesuatu yang ada di studio bisa terlihat, bisa dibayangkan jikalau gelap gulita maka seisi studio tidak akan terlihat apa-apa, itulah logika sederhana mengenai cahaya ilahi.
Syekh Muhammad Fathurahman mengawali materinya dengan menjelaskan apa itu Cahaya Ilahi. Cahaya atau dalam Bahasa Arabnya النّور merupakan salah satu nama Allah yang 99 (Asma'ul Husna), nama yang melekat hanya pada Allah, menunjukan betapa allah itu selalu menyinari, memberikan cahaya penerangan, penjelasan, pencerahan bagi hamba-hambanya
"Namun jangan sampai berpikir bahwa allah itu seperti cahaya" tegasnya
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ
Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia (QS.Asy-Syura : 11)
Cahaya Allah tidak akan datang begitu saja kepada hambanya, ada satu pembahasan dalam Syarah Ratib Al-Hadad dalam muqadimah wiridnya membahas mekanisme cahaya allah yang turun kepada hamba-hambanya, dalam Syarah tersebut juga menyampaikan cahaya Allah tidak turun sembarangan kepada hamba-hambanya akan tetapi hanya dilimpahkan kepada Rosulullah Muhammad SAW.
"Sungguhpun Nabi Muhammad SAW diutus menjadi nabi akhir zaman, tetapi Nur-ny terlebih dahulu diciptakan sebelum jagat raya ini diciptakan" ujarnya.
Maka cahaya Allah dilimpahkan kepada beliau, kemudian cahaya tersebut terlimpahkan kepada para Nabi dan Rasul sebelumnya dan kepada para pewarisnya, para ulama sampai akhir zaman. Umat akhir zaman akan mendapatkan cahaya Allah dari nabi akhir zaman dan dari ulama.
Cahaya allah itu turun kepada hati, ada 2 kondisi hati ketika cahaya allah masuk kedalam hati; pertama "Wushul Ilal Qolbi" yaitu kesadarannya hanya sementara, seperti ketika diam di majelis dzikir dan majelis ta'lim, hati akan sadar terhadap segala kebaikan, hatinya tergerak untuk bertaubat tetapi keluar dari majelis tersebut hati akan lalai kembali. Kondisi yang kedua yaitu "Dukhul Ilal Qolbi" yaitu cahaya masuk kedalam hati yg paling dalam,kesadaran terhadap kebaikannya permanen dimanapun dan kapanpun hati selalu Dzikrullah.
Syekh Muhammad Fathurahman menjelaskan 3 faktor utama yang mengakibatkan hati menjadi mati; pertama hatinya terjangkit penyakit-penyakit hati. Ada satu kisah dari Imam Al-Ghozali dan Muridnya, ketika itu murid Imam Al-Ghazali bertanya;
"Wahai guru kenapa ketika aku duduk bersamamu, hadir dimajelis ilmu dan dzikir, hati ini tergerak untuk bertaubat, ingin memperbaiki diri, semangat ketaatan tumbuh? tetapi sayang hanya sesaat saja, ketika keluar dari majelis tersebut maka hati menjadi kotor kembali, pikirannya jadi kotor, keinginan dalam kemaksiatan datang kembali, apa yang salah?"
Imam Al-Ghozali menjawab "Coba kalian pikirkan seandainya ditempat kalian selalu didatangi beberapa ekor anjing, kemudian anjing itu dilempar, maka anjing itu akan lari terbirit-birit namun seketika itu anjing pun akan datang lagi. Wahai murid-muridku semestinya jangan kau lempar anjing itu, sebab akan kembali lagi, tetapi yang harus dicurigai, pasti disekelilingmu ada makanan anjing alias tulang, maka jauhkanlah tulang belulang dari tempatmu, maka anjing tidak akan datang kembali"
Kisah tersebut ada didalam kitab "Ajaibul Qalbi", apa yang dimaksudkan Imam Al-Ghazali?
Jikalau dalam hati ada makanan-makanan Syetan, makanan Syetan tersebut adalah Penyakt Hati seperti Uzub, Takabur, Ria, Cinta kepada dunia yang berlebihan maka buanglah makanan-makanan syetan tersebut.
Faktor kedua yang membuat hati menjadi mati yaitu hati yang malas, hati yang Goflah (lalai) dari Dzikrulloh. Faktor ketiga yaitu selalu mengikuti kehendak dan keinginan hawa nafsunya yang tidak terbatas, semakin diikuti semakin haus.
"Ketika seseorang selalu mengikuti hawa nafsu nya maka Hatinya akan Mati" tegasnya
Bagaimana caranya untuk mendidik hawa nafsu?
Para ulama Ahli Tasawuf berpendapat untuk mendidik hawa nafsu yaitu dengan cara harus dibimbing oleh guru spiritual, guru yang selalu ada dalam cahaya Allah.
"Ikuti instruksinya, ikuti bimbingan dan arahannya dalam rangka memanage hawa nafsu, maka insyaAllah akan mempunyai kemampuan mendidikan dan memanage hawa nafsu" tegasnya
Dalam sesi tanya jawab ada yang bertanya, "Bagaimana mendeteksi atau merasakan tanda-tanda cahaya ilahi masuk ke dalam hati?"
Syekh Muhammad Fathurahman menjawab dengan 3 tanda kongkrit ketika hati disinari oleh cahaya allah; pertama orang tersebut menjadi hati-hati dalam mengarungi kehidupan dunia, berhati-hati dalam ekses negatif dari harta, jabatan dan kekuasaan. Tanda yang kedua yaitu hatinya selalu bercita-cita untuk akhirat (Akhirat Oriented) dan tanda yang terakhir yaitu selalu mempersiapkan kematian sebelum ajal kematian tiba. (Hz9)
Download Rekaman Audio Disini
Sumber: http://www.al-idrisiyyah.com/read/article/583/cahaya-ilahi-di-cahaya-hati