Headlines News :
Home » » Petikan Dialog kunjungan Syekh M. Fathurahman ke Kediaman Ust. Arifin Ilham (Bag 2)

Petikan Dialog kunjungan Syekh M. Fathurahman ke Kediaman Ust. Arifin Ilham (Bag 2)

Written By Unknown on Sabtu, 17 September 2011 | 08.04.00

Ust. Arifin Ilham menceritakan kembali kenangannya bersua dengan sosok Syekh Akbar M. Daud Dahlan, yakni pertemuan terakhir kali ketika Syekh Akbar pulang dari rumah sakit. Saat itu Ust. Arifin Ilham mampir ke Batu Tulis bersama beberapa jama’ahnya setelah mengisi acara di suatu tempat. Karena jadwalnya padat, ia berniat hanya sebentar saja menjenguk. Maka, setelah beberapa menit bertatap muka, ia hendak pamit. Tapi, Syekh Akbar waktu itu berkata, ‘Tauhid itu lebih penting daripada berdakwah! Karena semuanya tidak akan bernilai dan akan rusak jika Tauhidnya keliru!’ Saat itu, kata Ust. Arifin, Beliau menguraikan apa makna Uluhiyyah, Rububiyyah, dan ‘Ubudiyyah. Setelah sekian tahun, ternyata masalah tersebut menjadi ‘PR’ baginya. Walaupun ia belum memahami makna dan kaitan ketiga istilah tersebut, ia masih mengingat pemahaman khas Tauhid yang telah ia dengar langsung dari Beliau. Alhamdulillah, bertemu dengan Mursyid Al-Idrisiyyah yang baru, masalah tersebut terurai. Syekh M. Fathurahman menjelaskan terjebaknya umat ke dalam perpecahan salah satunya adalah merasa diri atau kelompoknya lebih shahih atau kuat (arjah) dalilnya dibanding lainnya. Akhirnya terjadilah aksi saling menjatuhkan. Dalam kitab Salsabil Mu’in karangan Syekh M. Sanusi (pendiri Harakah [pergerakan] Sanusiyyah) itu menggabungkan 40 Tarekat Mu’tabarah. Dalam uraian 40 Taekat tersebut terdapat konten (isi ajaran) dan metode. Metode dzikir Idrisiyyah ini diramu dari 40 Tarekat tadi. Mulai dari jahar, berdiri, seluruh anggota badan bergerak menuju kepada Allah. Sebab hati yang sayr atau bergerak kepada Allah membutuhkan bantuan gerakan fisik, terutama bagi yang mubtadi (pemula). Gerakan fisik berupa suara dan gerakan badan ini adalah untuk memperkokoh pergerakan ruhani. Hal ini berlaku bagi yang awam. Itulah metode dzikir bagi yang awam. Pada era kepemimpinan saat ini, bagi mereka yang baru melihat ahwal (keadaan) tersebut, kami terapkan dzikir dengan metode umum, yakni dengan posisi duduk dan suara perlahan (tidak terlalu keras). Tapi bagi yang sudah memiliki ilmunya, dan sudah ada pra kondisi dengan penjelasan dalil dzikir berdiri, duduk atau berbaring dalam Al-Quran, dan para Ulama memberikan penjelasan dalam beberapa kitabnya, maka kami persilahkan memasuki metode tersebut. Sewaktu kami bertemu dengan saudara kami di Malaysia sesama Tarekat Idrisiyyah yang memiliki jalur keguruan sampai kepada Syekh Ahmad bin Idris, mereka menerapkan dzikir sambil berdiri pula. Oleh karenanya banyak metode atau cara berdzikir sebagaimana ungkapan ‘Jalan kepada Allah sebanyak jumlah nafas makhluk’ (Ath-Thariq ilallaah ka’adadi anfaasil kholaa-iq). Pertemuan yang tidak lebih dari 15 menit ini terputus oleh alunan adzan maghrib. Kami bergegas menuju masjid Al-Amru bit Taqwa, sekitar 300 m dari tempat kami berkumpul. 15 September 2011. Lq Sumber: http://www.al-idrisiyyah.com/read/article/252/petikan-dialog-kunjungan-syekh-m-fathurahman-ke-kediaman-ust-arifin-ilham-bag-2
Share this post :
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Blog alidrisiyyah - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger