al-idrisiyyah.com | Penyelenggaraan Qini sebagai ajang peningkatan ilmu dan amal dalam Tarekat Al-Idrisiyyah telah berlangsung sejak 1974 pada masa Syekh Akbar Muhammad Dahlan. Istilah Qini diambil dari bahasa Arab (قني) yang artinya ‘pelihara diriku!'. Di dalamnya mengandung doa pemeliharaan Iman dan Islam. Seorang hamba mesti memiliki keinginan dan perjuangan yang kuat untuk meraihnya.
ISLAM SIMPATIK
Umat Islam setelah ditinggal Nabi Saw 14 abad yang lalu telah kehilangan figur pembawa risalah yang membumi. Beliau Saw adalah sosok panutan (teladan) yang layak diikuti oleh umat manusia. Al Quran dalam surat Al Ahzab ayat 21 menyebutkan,
لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
“Sesungguhnya pada diri Rasulullah terdapat teladanyang baik, yaitu bagi orang yang senantiasa mengharapkan keridhaan Allah dan balasan baik di akhirat”.
Bentuk keteladanan Utusan Allah itu secara garis besar bersifat Simpel, Mudah, Praktis dan Komprehensif (disingkat dengan SIMPATIK).
Simpel
Simpel (diambil dari bahasa Inggris ‘Simple’). Maksudnya bentuk ajaran dan pengajarannya tidak ribet, isinya singkat padat. Uraiannya tidak berliku-liku, penjelasan dan uraiannya tidak bertele-tele sehingga membosankan (menjenuhkan). Materinya langsung menghujam kepada inti pembelajaran. tidak ribet.
Simpel (diambil dari bahasa Inggris ‘Simple’). Maksudnya bentuk ajaran dan pengajarannya tidak ribet, isinya singkat padat. Uraiannya tidak berliku-liku, penjelasan dan uraiannya tidak bertele-tele sehingga membosankan (menjenuhkan). Materinya langsung menghujam kepada inti pembelajaran. tidak ribet.
Dalam memecahkan kasus-kasus keagamaan pada zaman sekarang terkadang beberapa orang sulit dan dibuat ribet. Sementara orang sudah mengalami kemajuan di sisi ilmu/teknologi. Namun umat Islam terjebak kepada persoalan yang membuat ajaran agama menjadi ribet dan pusing untuk dipelajarinya.
Sebagai contoh ketika disodorkan masalah wakaf. Satu orang berpendapat tidak boleh dijual, sedangkan yang satunya lagi mengatakan boleh. Silang pendapat tidak bisa dihindari. Agama menjadi terlihat ribet, padahal Nabi Saw mengajarkannya simpe. Di sinilah pentingnya peran seorang figur dalam mempelajari dan mengamalkan agama.
Mudah
Memepelajari agama itu mudah, sebagaimana yang disebutkan dalam sabda Nabi Saw: ‘Ad Diinu yusrun’ (agama itu mudah!) Pengertian mudah adalah bisa diamalkan dan dijalankan. Karena agama itu dijadikan untuk mempermudah hidup bukan mempersulit.
Memepelajari agama itu mudah, sebagaimana yang disebutkan dalam sabda Nabi Saw: ‘Ad Diinu yusrun’ (agama itu mudah!) Pengertian mudah adalah bisa diamalkan dan dijalankan. Karena agama itu dijadikan untuk mempermudah hidup bukan mempersulit.
Di dalam Islam satu kebijakan tidak dapat dipukul rata satu sama lainnya. Sehingga ajarannya lebih mudah dipahami, karena tingkat pemahaman orang dan kemampuan menjalankannya berbeda-beda.
Sebagai contoh dalam suatu peperangan Nabi Saw tidak mengajak seluruh kaum muslimin karena ada sebagian sahabat tidak mempunyai kendaraan dan beberapa alasan kuat yang menghalanginya. Namun ketidakikutsertaan tersebut banyak yang membuat mereka menangis karena tidak dapat memberikan andil dalam jihad di jalan Allah.
Praktis
Teladan Nabi Saw mempunyai banyak praktek dan sedikit teorinya. Hal ini untuk memudahkan ajaran agama dapat dikerjakan dan segera dimengerti urgensinya.
Teladan Nabi Saw mempunyai banyak praktek dan sedikit teorinya. Hal ini untuk memudahkan ajaran agama dapat dikerjakan dan segera dimengerti urgensinya.
Nabi Saw telah memprediksikan bahwa di akhir zaman nanti akan ada orang yang banyak berbicara karena merasa ahli agama. Mereka dinyatakan sesat oleh Beliau Saw.
Sifat praktis dalam pelaksanaan ajaran Islam ditunjukkan oleh sabda Beliau Saw, mempraktekan sholat
صلو كما رايتموني اصلي...
"Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat."
Secara tegas Islam menuntun kita dalam menjalankan ajaran Islam dengan praktis,
"Apa yang Rasul bijaki maka segera jalankan, dan apa yang dilarangnya maka jauhilah" (Q.S. Al Hasyr: 7)
Komprehensif
Kebijakan agama itu bersifat menyeluruh, menyentuh seluruh sisi kehidupan manusia. Baik yang menyangkut sisi fisik maupun batin, mengatur hubungan horisontal (sesama makhluk-Nya) maupun vertikal (kepada Al Khaliq).
Kebijakan agama itu bersifat menyeluruh, menyentuh seluruh sisi kehidupan manusia. Baik yang menyangkut sisi fisik maupun batin, mengatur hubungan horisontal (sesama makhluk-Nya) maupun vertikal (kepada Al Khaliq).
Al Ulama yang menjadi pewaris para Nabi As merupakan sosok yang dianggap menguasai pemahaman agama. Mereka yang dimaksud dalam Al Quran: fas-aluu ahladz dzikri in kuntum laa ta’lamuun (bertanyalah kepada ahli dzikr jika kalian tidak mengetahui!). Merekalah yang menyampaikan ajaran agama dari sisi Ilmu lahir maupun batin, sebagai pertanda apa yang disampaikannya itu lengkap dan utuh.
Ajaran agama yang komprehensif mesti menyentuh dua sisi ajaran yang saling melengkapi. Seorang muslim mesti memiliki fikih yang jelas dan begitu pula ilmu tasawufnya. Sebagai pertanda ia menjalankan agama dengan komprehensif.
Demikianlah konsep ajaran Islam sebagai ajaran yang Simpel, Mudah, Praktis dan Komprehensif (Simpatik), yang hanya dapat diraih dengan bimbingan seorang figur pembimbing agama. Islam Simpatik merupakan potret bimbingan kehidupan Rasulullah Saw kepada para sahabatnya pada masa dahulu. | (lq)
(Sumber: Qini Nasional ke-132).
Sumber : http://www.al-idrisiyyah.com/read/article/841/islam-simpatik