Ketika Syekh tiba di bandara Lombok, puluhan orang menyambut dengan iringan sholawat. Mereka adalah jama’ah Tarekat Qadiriyyah Naqsabandiyyah dari Ponpes Al-Hafizhiyyah, Masjuring, Bonder, Praya Barat (Lombok Barat) yang lokasinya dekat dengan Bandara Internasional yang baru.
Rombongan langsung menuju penginapan di Mataram (ibukota NTB) di Lombok Barat. Lokasi penginapan dekat dengan kediaman TGH. Abu Bakar, tuan rumah acara di di Karang Kelok (malam Sabtu). Beliau adalah cucu pembawa Tarekat Qadiriyyah Naqsabandiyyah di Lombok, TGH Muhammad Siddiq (murid Syekh Abdul Karim Banten).
Setelah mengisi acara pengajian IMTAQ (Iman dan Taqwa) di lingkungan Walikota pada Jum’at pagi, pada malam Sabtu Syekh mengisi acara di masjid kediaman Tuan Guru Abu Bakar.
Meski pada pagi harinya Walikota tidak bisa hadir, tapi pada malam Sabtu di Karang Kelok Walikota dapat hadir memberikan sambutannya. Kehadirannya disertai para Tuan Guru lain termasuk mereka yang pernah dikenal beberapa tahun yang lalu bersua kembali dalam acara itu.
Selesai Syekh memberikan ceramah, Walikota dan para Tuan Guru termasuk ketua MUI Lombok menghampiri Syekh dan memeluknya dengan erat, di luar biasanya. Walikota Mataram dan jajarannya termasuk MUI menyampaikan dukungannya atas apa yang diperjuangkan Al-Idrisiyyah di Lombok, meski diwarnai pernak-pernik hambatan yang justru membuat Al-Idrisiyyah semakin dikenal.
Setelah mendengar ceramah Syekh, Tuan Guru Mahalli Fikri yang pernah mengundang rombongan Al-Idrisiyyah ke tempatnya mengajak Syekh untuk berkunjung kembali ke Pesanternnya, Al-Haramain. Dan di pagi hari Syekh didaulat untuk memberikan taushiyah untuk memotivasi murid dan santri di Pesantren Al-Haromain.
TGH Mahalli Fikri, ketua KBIH Lombok dan juga sering mewakili Gubernur NTB untuk menemani tamu penting di NTB ini mensupport Idrisiyyah agar terus mengintensifkan dakwah di Lombok, dan membuktikan dengan aksi perbuatan yang nyata.
Ia bersedia menjadi fasilitator dakwah Idrisiyyah di Lombok, dia mengistilahkan sebagai barisan Anshor yang siap mendukung perjuangan dakwah Idrisiyyah di sana.
Utusan dari Ponpes Darussalam, pimpinan TGH Ridhwanullah juga datang untuk mengundang Syekh untuk singgah ke tempat mereka. Namun karena jadwal kunjungan Syekh beserta rombongan terbatas, Syekh akan menjadwalkannya pada event berikutnya. Rencananya, dengan banyaknya permintaan kunjungan Syekh, kunjungan ke Lombok, akan dijadwalkan 2 kali dalam setahun.
Dalam ceramahnya Syekh M. Fathurahman mengungkapkan betapa banyak manusia menginginkan kebahagiaan, tapi yang dicarinya adalah kebahagiaan yang sifatnya terbatas, yakni sekedar pemenuhan kebutuhan fisik. Kebahagiaan yang haqiqi adalah kebahagiaan ruhani yang nilainya lebih luas dari sekedar kebutuhan fisik.
Maka untuk mencapai kebahagiaan yang haqiqi tersebut, ada beberapa hal yang harus ditempuh.
(Pertama) Menggunakan system Allah. Dalam berbagai proses kehidupan senantiasa memperhatikan rambu-rambu dien Allah SWT, senantiasa menggunakan ukuran syari’at Allah, bukan menggunakan ukuran duniawi semata.
Tidak menggunakan ukuran nafsu dan kebutuhan pribadinya sebagai landasan berkatifitas.
(Kedua) Senantiasa bersama-sama dengan orang yang mengenal dan mengamalkan sistem Allah SWT tersebut. Allah SWT senantiasa mengirimkan hamba terbaik-Nya untuk membawa dan menyampaikan nilai-nilai kebenaran bagi umat manusia, yakni para nabi dan para Rasul. Dengan berakhirnya kepemimpinan Rasulullah SAW yang merupakan khotamil anbiya, maka kita mencari nilai-nilai kebenaran tersebut pada para pewarisnya yakni Al-Ulama, dan berusaha untuk senantiasa mengambil hikmah-hikmah dari mereka agar senantiasa terbimbing dalam setiap tindakan dan aktifitas kehidupan.
(Ketiga) Memanfaatkan Kesempatan yang diberikan Allah. Allah SWT memberikan kesempatan yang luar biasa besarnya, berupa umur dan segenap anugerah lahir dan bathin pada setiap individu. Maka, kita pergunakan semua kesempatan tersebut dengan sebaik-baiknya, dengan penuh dedikasi akan pengabdian terhadap Allah SWT. Kesempatan ini tidak akan pernah dating dua kali, kesempatan emas ini harus senantiasa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, jangan sampai kita lalai dan santai dengan kesempatan yang diberikan. Sebab, kita tidak pernah tahu kapan kesempatan itu diambil lagi Oleh Allah SWT. Mungkin besok, mungkin juga hari ini, atau bahkan sesaat lagi.
(Keempat) Berusaha dengan Sungguh-sungguh. Semua kebahagiaan baik dunia maupun akhirat, tidak bisa diraih dengan berpangku tangan dan sikap yang santai. Semua itu harus diraih dengan sikap sungguh-sungguh dan kerja keras. Jatuh bangun semangat dalam meraihnya pasti dijumpai, yang perlu dilakukan adalah menjaga semangat kerja keras dan kesungguhan itu agar selalu tumbuh dan terpelihara.
Laron di Kamar Hotel
Ada suatu kejadian menarik ketika Syekh ingin mendatangi hotel yang sudah dipesan beberapa minggu sebelumnya. Ketika rombongan Syekh datang, petugas hotel bermaksud hendak membersihkan dan mempersiapkannya terlebih dahulu.
Keanehan terjadi, saat kamar dibuka, seluruh ruangan terutama kasur dan bawahnya dipenuhi oleh laron. Ruangan penuh dengan hewan kecil yang biasanya muncul di malam hari mendekati cahaya. Padahal kamar tersebut lampunya mati sejak semalaman, dan kamar lainnya di hotel tersebut kondisinya tidak seperti itu. Hewan tersebut hanya menempati kamar yang sudah dipesan untuk Syekh. Ketika menyaksikan hal tersebut, pegawai hotel yang menyaksikan dan mendengarkan cerita ini menjadi merinding bulu romanya.
Akhirnya petugas hotel menawarkan Syekh untuk pindah ke kamar lainnya. Namun Syekh menolak tawaran tersebut, karena kamar tersebut lah yang sudah ditakdirkan untuk ditempati.
Ketika ditanyakan apakah maksud dan hikmah di balik peristiwa tersebut, Syekh menyatakan bahwa hal itu menggambarkan karakter umat Islam di Lombok yang akan Beliau kunjungi nanti. Mereka bergerombol (berkumpul) mencari sumber cahaya yang ia sukai, dan rela hidup mati bersama-sama pula dengan orang yang ia cintai itu.
6 Maret 2013
Sumber : http://www.al-idrisiyyah.com/read/article/381/safari-dakwah-lombok