Al-Idrisiyyah.com, Nusa Tenggara Barat – Tidak terasa satu tahun sudah berlalu dari sejak kunjungan terakhir mursyid Al Idrisiyyah bersafari dakwah ke Lombok, Nusa Tenggara Barat, tepatnya pada bulan maret 2013 yang lalu (baca : Safari Dakwah Lombok 2013).
Tahun ini Syekh Mursyid Al Idrisiyyah, Syekh Muhammad Fathurrahman,M.Ag beserta jajaran pengurus tarekat al idrisiyyah kembali melakukan rangkaian safari dakwah ke beberapa wilayah di lombok dengan agenda dakwah yang telah di rencanakan sebelumnya.
Hari pertama
Rangkaian dakwah ke NTB dimulai dengan keberangkatan rombongan pada hari sabtu (15/11) yang bertolak dari Bandara Internasional Soekarno Hatta (Soetta airport) cengkareng menuju Bandara Internasional Lombok (BIL), dan seperti tahun-tahun lalu, Syekh Mursyid beserta rombongan di sambut oleh salah satu murid setianya yaitu Bapak Ardiwan yang telah menunggu-nunggu sang Guru di peron bandara tersebut. Rombongan selanjutnya di bawa ke tempat penginapan yang telah di sediakan, sebuah rumah yang indah berlantai dua, dan cukup untuk menampung seluruh rombongan yang berjumlah 12 orang itu.
Setelah beristirahat sejenak di rumah tersebut, maka rombongan dan Syekh Fathurrahman bersiap kembali untuk agenda pertama dakwah mengisi tausiyah di mesjid Qubbatul Islam selepas shalat Maghrib sekitar pukul 17.45 WITA , yang berlokasi di lingkungan seganteng, kelurahan Cakra selatan, kecamatan Mataram, kota Mataram.
Dalam perjalanan kaki menuju mesjid, rombongan mendapat sambutan yang cukup antusias dari masyarakat sekitar yang mengantarkannya dengan iringan sholawat dan rebana.
Sesampainya di mesjid Syekh di terima tokoh masyarakat dan tokoh agama setempat.
Tausiyah Syekh Mursyid Al Idrisiyyah tersebut di lakukan untuk memperingati datangnya bulan muharram di wilayah seganteng dan sekitar 300 an jamaah mulai dari bapak-bapak, ibu dan anak-anak dengan semangat dan terlihat sangat haus akan Nur (cahaya) Allah , melalui ilmu-ilmu yang disampaikan Syekh Mursyid kelahiran tasikmalaya tersebut.
Dalam tausiyahnya Syekh Fathurrahman mengutip suatu hadits bahwa sebaik-baiknya umat nabi Muhamad SAW adalah di awal dan di akhir, dijelaskannya bahwa Rosulullah SAW tidak dapat memastikan (menyebutkan) golongan yang mana di akhir zaman yang terbaik (sebab penilaiannya adalah hak Allah), namun lebih lanjut Syekh menjelaskan bahwa indikator umat terbaik di zaman Rosulullah SAW (awal) adalah mereka beriman karena melihat dan mengikuti Nabi Saw secara langsung, maka di akhir zaman umat pun harus beriman dan mengikuti yang menjadi pewaris beliau Saw.
Syekh mengisahkan perjuangan nabi dahulu banyak mengangkat senjata dan berperang, sedangkan di akhir zaman perjuangan islam perlu dengan pemikiran dan pendekatan yang baik (halus) serta bersyukur. Perjuangan umat akhir zaman adalah dengan banyak berdzikir.
“ Ibadah yang paling baik adalah bersyukur, bukan bersabar, karena manusia dalam hidup lebih banyak merasakan manisnya Rahmat Allah, sedangkan ibadah sabar, dirasakan karena merasakan pahitnya hidup”, jelasnya.
“
Zaman dulu nabi dan para sahabat perjuangannya banyak sabarnya, sedangkan perjuangan umat akhir zaman sekarang adalah harus banyak syukurnya”. Lanjutnya.
Di akhir acara, ucapan terima kasih disampaikan pemuka agama wilayah tersebut atas ilmu dan wawasan yang disampaikan Syekh Fathurrahman mewakili warga masyarakat mataram dan seganteng khususnya.
Setelah selesai acara dan di akhiri dengan musafahah (bersalam-salaman), rombongan kembali ke penginapan dan mengakhiri hari pertama agenda dakwah tersebut dengan memberikan Talqin kepada seluruh keluarga bapak Ardiwan.(rz/ss)
(baca lanjutannya : dakwah hari kedua)
Sumber : http://www.al-idrisiyyah.com/read/article/492/menyinari-nusa-tenggara-barat-dengan-nur-allah
