Sabtu, 16 Januari 2016
Pesantren Tahfidz Quran Fatahillah Studi Banding Di Idrisiyyah
Dewan Pembina : "Kita ini masih belajar lelengkahan"
Studi Banding
Rombongan diantar berkeliling pesantren
al-idrisiyyah.com, Cisayong – Untuk kesekian kalinya pesantren Al-Idrisiyyah mendapatkan kunjungan dari berbagai instansi dan elemen masyarakat untuk sekedar bersilaturahmi, penelitian atau bahkan melakukan studi banding. [baca juga : 200 mahasiswa UIN Bandung meneliti pesantren]
Kali ini satu rombongan dari pesantren Tahfizh Qur'an Md Fatahillah, Ciamis datang bersilaturahmi ke pesantren yang berada di jalan Provinsi Bandung-Tasikmalaya itu, pada Jum'at 5 Rabiul Akhir 1437 H(15/01) kemarin.
Rombongan yang dipimpin langsung oleh Ketua Yayasannya, Hj. Lies Kusmana mengutarakan maksud dan tujuan kedatangannya tersebut kepada perwakilan pengurus Bapak Adang Nurdin, "Kami beserta rombongan bermaksud untuk bersilaturahmi juga ingin studi banding dalam pengelolaan pendidikan pesantren, karena insya Allah kami akan membuka pendidikan formal" katanya.
Rombongan yang dipimpin langsung oleh Ketua Yayasannya, Hj. Lies Kusmana mengutarakan maksud dan tujuan kedatangannya tersebut kepada perwakilan pengurus Bapak Adang Nurdin, "Kami beserta rombongan bermaksud untuk bersilaturahmi juga ingin studi banding dalam pengelolaan pendidikan pesantren, karena insya Allah kami akan membuka pendidikan formal" katanya.
Mengetahui tujuan kedatangan rombongan tersebut, bapak Adang yang juga Kepala Divisi Pendidikan Al-Idrisiyyah mengisahkan awal mula berdirinya lembaga pendidikan di pesantren. "Alhamdulillah sekitar tahun 1979 Madrasah Tsanawiyah (MTs) disini didirikan, lalu pada tahun 1983 dilanjutkan dengan pendirian Madrasah Aliyah, dan ditahun 2007 kami baru mendirikan Sekolah Menengah Kejuruannya" jelasnya kepada para tamu.
Lebih lanjut pria yang mengepalai lembaga pendidikan Al-Idrisiyyah itu menjelaskan keberadaan AIBS yang baru diterapkannya 3 tahun terakhir, menurutnya sebelum menjadi boarding school, pendidikan di Idrisiyyah di ubah menjadi full day school terlebih dahulu.
Lebih lanjut pria yang mengepalai lembaga pendidikan Al-Idrisiyyah itu menjelaskan keberadaan AIBS yang baru diterapkannya 3 tahun terakhir, menurutnya sebelum menjadi boarding school, pendidikan di Idrisiyyah di ubah menjadi full day school terlebih dahulu.
Sambil mengajak para tamu berkeliling komplek pendidikan yang berada sisi selatan pesantren, pak Adang pun menunjukan aktifitas lain dari pesantren selain pelayanan pendidikan bagi masyarakat, yakni program ekonomi syariah dan aktifitas dakwah yang secara beriringan bersama dengan peningkatan SDM melalui lembaga pendidikan, "Lembaga pendidikan ini kami siapkan untuk menciptakan SDM yang berkualitas dan menjadi kader yang loyal, disamping itu bagian ekonomi lah yang membantu biaya bagi anak-anak kurang mampu untuk dapat terus belajar dan juga menjadi ‘bensin’ kendaraan dakwah kami" jelasnya lagi.
Menanggapi penjelasan tersebut Prof. DR. dr. Dede Kusmana selaku Dewan Pembina Pesantren Tahfizh Qur'an Md Fatahillah menuturkan rencana pendirian formal education-nya, "Kita ini masih belajar lelengkahan (melangkah) terutama untuk rencana pendirian SMK di tempat kami, dan alhamdulillah kita diberi kesempatan untuk belajar di lembaga yang telah berkembang pesat ini". Ucap dokter spesialis jantung yang masih aktif mengabdi di RSAB Harapan Kita Jakarta itu.
Ternyata kunjungan tidak hanya di seputar komplek pendidikan saja, namun rombongan meneruskan ‘jalan-jalan’ nya ke seluruh komplek pesantren Al-Idrisiyyah dengan segala aktifitas yang sedang berlangsung. (hz/rz)
